Dengan hanya melakukan top up sesuai kebutuhan, pengguna dapat mengurangi risiko menjadi target empuk bagi penipu.
Selain itu, dengan frekuensi top up yang lebih jarang, pengguna juga dapat meminimalkan risiko terhadap pencurian data pribadi mereka.
2. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
Selanjutnya, pastikan untuk mengaktifkan fitur autentikasi dua faktor atau 2FA pada platform e-wallet yang digunakan.
Fitur ini menambahkan lapisan keamanan ekstra dengan meminta verifikasi tambahan seperti kode OTP (One Time Password) yang dikirimkan melalui SMS atau email setiap kali ada transaksi atau login baru.
Dengan mengaktifkan 2FA, pengguna tidak hanya melindungi saldo e-wallet dari upaya pencurian, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman dalam bertransaksi.
3. Pantau Saldo Secara Berkala
Selalu lakukan monitoring secara rutin terhadap saldo e-wallet dan transaksi yang terjadi.
Baca Juga: Serangan Ransomware di Pusat Data Nasional (PDN) Surabaya, Windows Defender Jadi Sasaran
Memantau saldo secara berkala dapat membantu pengguna mendeteksi adanya aktivitas yang mencurigakan atau tidak sah pada akun mereka.
Selain itu, aktifkan notifikasi transaksi yang disediakan oleh aplikasi e-wallet untuk memberikan pemberitahuan langsung setiap kali ada transaksi yang terjadi.
Jika menemukan aktivitas yang mencurigakan, segera laporkan kepada layanan pelanggan e-wallet untuk tindakan lebih lanjut.
4. Hindari Penggunaan Jaringan Wi-Fi Publik
Baca Juga: Fakta-fakta Menarik Tentang Rumah Pensiun Jokowi di Karanganyar, Jangan Kaget Lihat Fakta Nomor 3!