Inovasi atau Eksploitasi? Mesin Penjual Kucing Hidup di Mal Tuai Kontroversi, Banyak yang Menyesal!

HUKAMANEWS - Mesin penjual otomatis biasanya identik dengan makanan atau minuman ringan.

Namun, di Tiongkok, mesin ini kini digunakan untuk menjual hewan peliharaan hidup, khususnya kucing ras. Fenomena ini viral dan menuai kontroversi.

Mesin penjual ini dapat ditemukan di pusat perbelanjaan besar seperti di Beijing dan Shanghai.

Dengan kotak transparan yang menarik, kucing-kucing mungil dipajang layaknya boneka. Para pengunjung pun terpikat.

Baca Juga: Bansos PKH 2025 Resmi Dibuka! Cuma Modal NIK KTP, Begini Cara Daftarnya Lewat HP dengan Mudah

Namun, di balik kemasannya yang unik, muncul banyak kritik terhadap kesejahteraan hewan.

Pakar menyebut kotak-kotak tersebut terlalu kecil untuk kenyamanan kucing.

Seorang pengunjung di mal Shanghai berkomentar, “Anak kucing itu terlihat lucu, tetapi sepertinya tidak bahagia di dalam sana.”

Menurut karyawan toko hewan peliharaan, tujuan utama dari mesin ini adalah mencegah penyalahgunaan dan penelantaran hewan.

Baca Juga: Hasto Kristiyanto Ditetapkan KPK Jadi Tersangka, Gibran Rakabuming Pilih Bungkam?

Namun, model bisnis ini justru menimbulkan masalah lain.

Kucing-kucing ini dijual dengan sistem "adopsi gratis" yang mengharuskan pembeli menandatangani kontrak.

Di balik "gratis," terdapat kewajiban finansial yang sering kali mengejutkan.

Kasus Yuan, warga Shanghai, menjadi sorotan setelah ia membawa pulang kucing American Shorthair. Ia terkejut saat mengetahui bahwa ia harus membayar biaya bulanan sebesar Rp 1,7 juta selama dua tahun.

“Kontraknya tidak jelas soal biaya tambahan ini,” ungkap Yuan.