Menariknya, proyek ini juga akan melibatkan T-Mobile AS sebagai mitra pengujian lapangan.
Mulai tahun depan, mereka akan menggelar uji coba teknologi AI-RAN 6G untuk mengukur efisiensi dan kinerja jaringan masa depan secara nyata.
Langkah investasi Nvidia di Nokia ini memperkuat tren besar industri teknologi dunia: AI is eating the network.
Banyak perusahaan kini berlomba-lomba memasukkan kecerdasan buatan ke infrastruktur telekomunikasi, agar jaringan bisa “berpikir” dan memprediksi kebutuhan pengguna.
Bagi Nokia, suntikan dana segar dan kolaborasi teknologi dari Nvidia menjadi dorongan signifikan di tengah persaingan dengan Ericsson, Huawei, dan Samsung di pasar global 5G dan 6G.
Sementara bagi Nvidia, kerja sama ini memperluas dominasinya dari chip AI menuju ranah telekomunikasi, sektor yang selama ini belum banyak disentuh secara langsung.
Beberapa analis menilai bahwa kolaborasi ini juga bisa mempercepat integrasi antara AI, Cloud, dan jaringan nirkabel, membuka peluang besar bagi industri Internet of Things (IoT), kendaraan otonom, hingga kota pintar (smart city).
Kerja sama Nvidia dan Nokia bukan sekadar proyek teknologi, tetapi sinyal kuat bahwa masa depan komunikasi manusia akan digerakkan oleh kecerdasan buatan.
Dari smartphone hingga mobil tanpa pengemudi, semua akan terhubung melalui jaringan yang mampu “berpikir” sendiri.
Jika uji coba AI-RAN 6G bersama T-Mobile berhasil, bukan mustahil dalam beberapa tahun ke depan kita akan memasuki era baru: jaringan internet yang memahami pengguna bahkan sebelum mereka mengetikkan perintah.
Bagi publik global, termasuk Indonesia, inovasi ini bisa menjadi awal munculnya layanan digital super cepat dan cerdas, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga hiburan.
Dunia konektivitas sedang berubah, dan Nvidia bersama Nokia kini memimpin arah perubahan itu.***