global

Mahathir Mohamad Turun ke Jalan di Usia 100 Tahun, Pimpin Demo Desak Anwar Ibrahim Mundur

Senin, 28 Juli 2025 | 14:31 WIB
Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad di usianya yang ke 100 tampak bersemangat pimpin demo tuntut PM Anwar Ibrahim mundur.

HUKAMANEWS — Ribuan warga Malaysia memadati jalanan ibu kota pada Sabtu (27/7/2025), dalam unjuk rasa besar menuntut Perdana Menteri Anwar Ibrahim mundur dari jabatannya.

Protes ini mencerminkan akumulasi ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Anwar, terutama dalam menangani tingginya biaya hidup dan kegagalan mewujudkan janji-janji reformasi.

Demonstrasi yang disebut sebagai aksi oposisi terbesar sejak Anwar menjabat pasca pemilu 2022 itu dimulai dari berbagai titik dan berpuncak di Lapangan Merdeka.

Para peserta aksi, banyak di antaranya mengenakan kaus dan ikat kepala bertuliskan "Turun Anwar", berjalan tertib di tengah hujan gerimis, dengan pengawalan ketat dari kepolisian.

“Dia sudah tiga tahun memerintah, tapi janji-janji yang dulu disampaikan belum juga dipenuhi,” ujar Fauzi Mahmud (35), seorang insinyur asal Selangor kepada AFP.

Ia juga menyoroti belum terlihatnya hasil nyata dari kunjungan Anwar ke berbagai negara untuk menarik investasi asing.

“Kami belum melihat dampaknya, sementara harga kebutuhan pokok tetap tinggi,” tambahnya.

Mahathir Mohamad Turun Gunung 

Lebih mengejutkan, dalam unjuk rasa tersebut, mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad tampil di tengah massa dan berorasi lantang. Di usia ke-100 tahun, Mahathir tampak masih bertenaga untuk menyampaikan kritik pedas terhadap kepemimpinan Anwar—mantan murid politik yang kini menjadi rival abadi.

“Sudah tiga tahun, apa yang didapat rakyat? Saya pikir dia senang melihat kita menderita. Cukup, tolong mundurlah,” tegas Mahathir seperti dikutip AFP dan CNN Indonesia.

Ia juga menuduh Anwar menyalahgunakan kekuasaan untuk menekan lawan politik. “Yang tidak bersalah dituduh, yang bersalah dibebaskan,” ujarnya.

Mahathir dan Anwar memiliki sejarah politik panjang yang penuh dinamika. Keduanya sempat bersatu untuk menggulingkan koalisi Barisan Nasional pada 2018, namun hubungan itu kembali retak tidak lama berselang. Kini, Mahathir kembali muncul sebagai simbol oposisi yang vokal terhadap rezim Anwar.

Tak hanya melalui mimbar demonstrasi, Mahathir juga terus melontarkan kritik lewat media sosial. Dalam unggahannya di platform X pada 21 Juli lalu, ia menyebut Anwar tidak terpilih langsung oleh rakyat.

“Sebenarnya Anwar kalah. Namun dengan bergabung bersama partai yang juga kalah, ia mendapatkan cukup suara untuk memimpin,” tulis Mahathir.

Halaman:

Tags

Terkini