Namun, platform pemeriksa fakta Douyin Tiongkok secara resmi membantah klaim tersebut pada 8 Juli, dengan menyatakan bahwa angka-angka yang beredar seperti "237 korban teridentifikasi" dan "11 kasus HIV terkonfirmasi", adalah rekayasa.
Otoritas kesehatan di Nanjing telah turun tangan, mengimbau siapa pun yang pernah kontak dekat dengan Jiao, atau merasa berisiko untuk menjalani skrining di fasilitas kesehatan yang ditunjuk.
Mereka juga menegaskan kembali bahwa informasi medis Jiao bersifat pribadi, dan hanya akan diungkapkan melalui jalur resmi.
Berdasarkan hukum pidana Tiongkok, melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dengan banyak orang saat terinfeksi penyakit menular dapat mengancam keselamatan publik.
Jika terbukti bersalah berdasarkan ketentuan tersebut, terutama dalam kasus yang melibatkan banyak korban, pelaku dapat menghadapi hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati.***