Tanggapan Terhadap Sikap Pemerintah AS
Dalam konteks yang lebih luas, industri mobil listrik China memang menghadapi tantangan di pasar AS.
Baik anggota parlemen dari Partai Republik maupun Demokrat AS telah menunjukkan sikap yang kurang antusias terhadap masuknya mobil listrik China ke AS, terutama terkait alasan ekonomi dan keamanan nasional.
Presiden AS saat ini, Joe Biden, telah mengumumkan rencana untuk menerapkan tarif tinggi pada mobil listrik yang diimpor dari China.
Selain itu, Biden juga sedang mempertimbangkan cara-cara untuk mencegah produsen mobil asing melanggar aturan tersebut, seperti melalui produksi di negara ketiga seperti Meksiko.
Meskipun demikian, BYD merasa yakin bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah AS tidak akan mempengaruhi rencana ekspansi mereka.
"Kami memahami tantangan yang ada, tetapi kami tetap berkomitmen untuk memperluas pasar kami di Amerika Utara," ujar BYD dalam pernyataannya.
Potensi Dampak Kebijakan Trump
Sementara itu, mantan Presiden AS Donald Trump, yang juga merupakan salah satu kandidat dalam pemilu mendatang, telah mengindikasikan bahwa ia mungkin akan menerapkan tarif pada mobil yang diimpor dari Meksiko, meskipun negara tersebut merupakan bagian dari Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Jika Trump terpilih kembali dan melaksanakan ancaman tersebut, hal ini dapat mempengaruhi hubungan dagang antara AS dan Meksiko, serta berdampak pada rencana investasi BYD di wilayah tersebut.
Namun, BYD tetap optimis bahwa rencana mereka akan berjalan sesuai rencana.
"Kami telah mempertimbangkan berbagai skenario dan akan menyesuaikan strategi kami sesuai dengan perkembangan situasi. Namun, kami tidak melihat adanya alasan untuk menunda rencana pembangunan pabrik kami di Meksiko," kata perwakilan perusahaan.