Tantangannya tidak sederhana.
NU hari ini bukan hanya organisasi keagamaan terbesar, tetapi juga aktor budaya, sosial, hingga politik kebangsaan.
Di tengah polarisasi umat dan derasnya arus konten keagamaan instan, publik menanti: apakah pendekatan dakwah yang membumi akan menjadi wajah NU ke depan.
KH Zulfa Mustofa menapaki jalan dakwah dari ruang sempit majelis kampung menuju ruang strategis PBNU bukan dengan sensasi, tetapi konsistensi.
Pengalamannya mendengar keresahan umat secara langsung menjadi nilai tambah bagi kepemimpinannya.
Ketika publik bertanya seperti apa arah NU ke depan, mungkin jawabannya justru ada pada perjalanan hidupnya: berangkat dari rakyat, kembali untuk rakyat.
Menjadi Pj Ketum mungkin hanya status sementara, namun pengaruh dari bagaimana ia menjaga nilai bisa menjadi jejak yang menetap lebih lama dari jabatan.
PBNU kini berada di babak baru, dan publik menatap satu nama: KH Zulfa Mustofa, sang penjaga nilai.