Pada 2021, Hery ditunjuk sebagai Direktur Utama pertama BSI setelah berhasil memimpin merger tiga bank syariah milik BUMN, yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.
Di tangannya, BSI tumbuh pesat menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dan masuk dalam daftar 10 bank syariah global dengan kapitalisasi pasar terbesar.
Transformasi BRI dan Fokus pada UMKM
Kini, dengan kepemimpinan baru di BRI, Hery membawa visi besar dalam memperkuat sektor UMKM di Indonesia.
Dengan pengalaman luas dalam digitalisasi dan transformasi perbankan, ia diharapkan mampu membawa inovasi yang lebih inklusif bagi pelaku usaha kecil dan menengah.
Langkah ini sejalan dengan misi BRI yang telah lama menjadi tulang punggung permodalan bagi sektor UMKM.
“Transformasi budaya dan digital akan terus kami dorong. Insan BRILian harus menjadi talenta terbaik dengan daya saing tinggi agar dapat memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakat,” tegasnya.
BRI saat ini terus memperkuat digitalisasi layanan dengan inovasi produk yang lebih ramah bagi pelaku usaha kecil.
Baca Juga: Belajar Bahasa: 27 Kata Serapan Resmi dalam KBBI yang Mungkin Belum Anda Ketahui
Melalui berbagai inisiatif, bank ini berkomitmen untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memperluas akses permodalan bagi UMKM agar dapat bersaing di pasar global.
Kesuksesan BSI, Modal Kuat bagi BRI
Keberhasilan Hery dalam mengelola BSI menjadi bukti kemampuannya dalam membawa perubahan besar.
Di bawah kepemimpinannya, BSI mencatatkan lonjakan aset hingga Rp408,61 triliun pada akhir 2024, meningkat 15,55% secara tahunan.
Dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 11,46% menjadi Rp327 triliun, sementara pembiayaan naik 15,88% mencapai Rp278 triliun.