HUKAMANEWS - Wahai guru , jangan terlena dengan perkembangan dunia pendidikan yang kini semakin cepat dengan perkembangan dunia teknologi modern. Menurut Pakar Pendidikan Kota Semarang , Ngasbun Edgar ,tidak ada jalan lain bagi guru untuk menambah wawasan agar mampu menjawab paparan informasi yang bertubi-tubi datangnya dari media sosial.
"Kendala terbesar yang dihadapi para guru ini kan, murid sangat cenderung memiliki waktu luang yang sedemikian luas. Mereka sangat terpapar informasi media sosial yang banyak tidak bermanfaat.Tidak ada kata lain, wawasan ditingkatkan untuk bisa menjawab pertanyaan para murid ini," kata Ngasbun Edgar dalam pernyataannya menjawab Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November 2023.
Apabila seorang guru tidak lagi mampu meningkatkan wawasan ilmunya, yang terjadi menurut Ngasbun, interaksi antara guru dan siswa akan sangat berpengaruh, yang ujungnya adalah adanya tindak kekerasan dan aksi bullying yang terinspirasi dari media sosial itu sendiri.
Baca Juga: Sesungguhnya Inilah yang Terjadi Saat Kita Digigit NYAMUK WOLBACHIA
"Ditambah lagi jangan lepaskan begitu saja pengawasan orangtua murid, guru, maupun orang dewasa dimana pun anak berada, baik sekolah maupun dirumah, bahkan di lingkungan," tambahnya.
Aktifkan kembali yang namanya guru piket di sekolah. Guru piket ini berfungsi memantau kelas - kelas yang tengah dalam kondisi kosong tanpa guru.
"Mereka juga perlu aktif mengawasi lorong - lorong sekolah yang bisa jadi menjadi tempat murid bersembunyi dari jam sekolah.Guru piket ini menjadi orang terakhir yang berada di sekolah,"tambahnya lagi.
Baca Juga: Ketua KPK Jadi Tersangka Pemerasan, Komisi Antirasuah Minta Maaf, Firli Bahuri Siapkan Perlawanan
Sejalan dengan kurikulum merdeka yang tengah diberlakukan saat ini, semestinya bisa menjadi kesempatan emas bagi guru untuk mengembangkan keterampilan maupun kreativitas murid secara maksimal.
"Sedikit menjauhkan murid dari paparan teknologi media sosial, sehingga potensi para murid ini mampu berkembang secara maksimal," tutup pihaknya mengakhiri diskusi peringatan Hari Guru Nasional 2023.
Artikel Terkait
Perjalanan Panjang Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Konferensi Umum UNESCO
Tanpa Sosialisasi Maksimal, IDI Semarang Sebut Masyarakat Tidak Akan Paham Soal Nyamuk Wolbachia
Taman Indonesia Kaya Semarang, Pas Untuk mengembalikan Kondisi Kesehatan Mentalmu
RUU ITE Bakal Dibawa ke Rapat Paripurna, 7 Substansi Ini untuk Perlindungan Konsumen dan Penyesuaian dengan Pasal KUHP
Bagas Satyanegara dan Brata Satrianegara, Si Kembar Dalang Gen Z Asal Semarang yang Lihai Bermain Wayang Kulit Sejak Kecil