Dengan skema pembelian yang baik dan pembayaran yang layak, mereka dapat memperoleh keuntungan yang membantu memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Tidak jarang, bantuan juga diberikan dalam bentuk modal usaha bagi mereka yang terjerat hutang.
Selain itu, Hj Maserah membuka pintu bagi anak-anak muda Muhammadiyah dan ibu-ibu Aisyiyah untuk beraktivitas di rumah makan tersebut. Tempat tentu bisa digunakan secara gratis. Harga makanan bagi mereka pun dibuat lebih terjangkau sehingga tempat ini menjadi ruang berkumpul sekaligus ruang pemberdayaan.
Menanamkan nilai-nilai Muhammadiyah kepada seluruh pekerja merupakan hal yang sangat penting bagi Hj Maserah. Nilai-nilai seperti kejujuran, amanah dalam bekerja, serta sikap ramah dalam melayani tamu menjadi prioritas utama.
Ia juga menekankan pentingnya salat, puasa, ketepatan waktu, kerapian berbusana, dan kebersihan. Penanaman nilai dilakukan melalui keteladanan dan pembiasaan, termasuk menumbuhkan niat bekerja dengan ikhlas dan menjadikannya sebagai bentuk ibadah yang bermanfaat bagi orang lain, terutama bagi anak-anak yatim dan mereka yang sedang kesulitan.
Baca Juga: Temurejo Bangkit Lewat Selai Buah Naga, Wirausaha Hijau dan Inklusi Tuli Jadi Sorotan
Saat ini masih ada 12 anak yatim dan kurang mampu, beberapa guru agama, serta warga yang terjerat utang rentenir yang bergantung pada dukungan rumah makan Jukung Julak. Dukungan bagi ORTOM Muhammadiyah di Banjarmasin pun tetap diperlukan agar kegiatan organisasi dapat terus berjalan dengan baik.
Di balik aroma ikan patin bakar yang menggugah selera, tersimpan pelajaran tentang kebaikan, ketulusan, dan harapan. Setiap langkah kecil yang dilakukan dengan hati tidak hanya memberi kebahagiaan sesaat, tetapi juga bisa menjadi cahaya yang menuntun anak-anak yatim, mualaf, dan mereka yang sedang kesulitan menuju kehidupan yang lebih baik. Dari dapur sederhana ini, kita diajarkan bahwa kebaikan sejati lahir dari niat tulus dan aksi nyata.***
Kontributor: Ahsan Jamet Hamidi