Titik Balik Lewat "Rich Dad Poor Dad"
Titik balik datang ketika Kiyosaki mengikuti seminar Money and You.
Di sana, ia menemukan cara untuk membagikan pengalaman dan ilmunya tentang investasi.
Dari seminar itulah ia kemudian menulis buku "Rich Dad Poor Dad" pada 1997, yang langsung mengubah hidupnya.
Buku tersebut tak hanya laris manis, tapi juga mengubah cara banyak orang memandang uang.
Konsep membandingkan “ayah miskin” yang rajin bekerja tapi terjebak utang, dengan “ayah kaya” yang cerdas berinvestasi, menjadi pondasi baru dalam literasi keuangan global.
Keberhasilan itu membuat Kiyosaki bersama istrinya, Kim, membangun brand Rich Dad. Mereka merilis permainan edukasi keuangan “Cash Flow” dan mendirikan berbagai lembaga pelatihan finansial.
Semua itu dilakukan untuk satu tujuan: menyebarkan mindset melek finansial ke masyarakat luas.
Kaya Itu Soal Mindset, Bukan Nominal
Kiyosaki selalu menekankan bahwa menjadi kaya bukan semata-mata soal berapa banyak uang yang dimiliki.
Lebih penting dari itu adalah cara berpikir dan keberanian mengambil keputusan finansial.
“Banyak orang punya penghasilan tinggi, tapi tetap miskin karena tidak tahu cara mengelola uangnya,” ungkap Kiyosaki dalam salah satu sesi seminar internasional.
Dengan filosofi tersebut, Kiyosaki menegaskan bahwa kebebasan finansial adalah soal membangun pola pikir.