oase

Melepaskan Keinginan, Jalan Menuju Ketenangan dan Kepercayaan

Selasa, 28 Januari 2025 | 22:00 WIB
Ilustrasi: menatap langit malam. Dengan melepaskan keinginan dan menyerahkan hasil kepada Tuhan, kita belajar untuk menikmati setiap langkah perjalanan tersebut dengan penuh syukur dan kepercayaan.

HUKAMANEWS - Dalam perjalanan hidup, manusia sering kali terjebak dalam dorongan untuk mengontrol segalanya. Kita merasa bahwa dengan mengatur setiap detail, keberhasilan dan kebahagiaan akan lebih mudah diraih. Namun, semakin keras kita mencoba untuk menggenggam kendali atas kehidupan, semakin berat beban yang kita rasakan.

Mengapa demikian? Karena sering kali, upaya untuk mengontrol segala hal justru menciptakan tekanan yang menghalangi aliran energi positif dalam hidup kita.

Melepaskan keinginan bukan berarti menyerah atau berhenti berusaha. Sebaliknya, itu adalah bentuk tertinggi dari kepercayaan kepada Tuhan dan semesta. Ketika kita melepaskan keinginan, kita mengakui bahwa ada kekuatan yang lebih besar, lebih bijaksana, dan lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita.

Kita belajar untuk melepaskan ego yang ingin selalu tahu bagaimana dan kapan sesuatu harus terjadi. Dengan ikhlas, kita memberikan ruang bagi Tuhan dan semesta untuk bekerja sesuai dengan rencana-Nya yang sempurna.

Sering kali, kita terlalu fokus pada hasil yang kita inginkan sehingga lupa bahwa perjalanan itu sendiri adalah bagian penting dari hidup. Kita khawatir tentang kapan doa kita akan terkabul, bagaimana masalah kita akan teratasi, atau apakah keinginan kita akan terpenuhi.

Kekhawatiran ini tidak hanya menguras energi, tetapi juga mengaburkan pandangan kita terhadap keindahan proses yang sedang berlangsung. Padahal, tugas kita sebenarnya sederhana: berdoa, berusaha, dan percaya. Hasilnya? Itu adalah wilayah Tuhan, bukan kita.

Keikhlasan adalah kunci untuk membuka pintu ketenangan batin. Ketika kita percaya bahwa Tuhan tahu waktu terbaik dan semesta tahu jalur terbaik, kita bisa menghadapi hidup dengan lebih tenang. Tidak lagi ada tekanan untuk "memastikan" segala sesuatu berjalan sesuai keinginan kita, karena kita tahu bahwa yang terbaik akan datang pada waktu yang tepat. Kita menjadi lebih sabar, lebih bijak, dan lebih damai.

Namun, keikhlasan bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah. Itu membutuhkan latihan, kesabaran, dan keberanian untuk melepaskan rasa takut akan ketidakpastian. Salah satu cara untuk melatih keikhlasan adalah dengan merenungkan hal-hal yang telah kita alami di masa lalu. Berapa banyak kejadian yang awalnya terasa mengecewakan, tetapi akhirnya membawa kita pada sesuatu yang lebih baik? Berapa banyak doa yang awalnya tidak terkabul, tetapi kemudian kita menyadari bahwa itu adalah bagian dari rencana Tuhan untuk melindungi kita dari hal-hal yang tidak kita butuhkan?

Percayalah, Tuhan selalu memberikan yang terbaik, meskipun terkadang caranya sulit kita pahami. Jika kita terus memaksakan kehendak, kita justru menutup diri dari peluang-peluang yang lebih baik. Melepaskan keinginan berarti memberi ruang bagi Tuhan dan semesta untuk membawa hal-hal yang lebih indah ke dalam hidup kita.

Pada akhirnya, hidup adalah tentang perjalanan, bukan tujuan. Dengan melepaskan keinginan dan menyerahkan hasil kepada Tuhan, kita belajar untuk menikmati setiap langkah perjalanan tersebut dengan penuh syukur dan kepercayaan. Biarkan doa menjadi penghubung kita dengan Tuhan, usaha menjadi bentuk nyata dari iman kita, dan keikhlasan menjadi bukti cinta kita kepada-Nya. Karena ketika kita ikhlas, kita tidak hanya menemukan ketenangan, tetapi juga kedamaian sejati yang datang dari percaya kepada rencana-Nya yang sempurna.*** 

Tags

Terkini

Jukung Julak: Rumah Makan yang Menyimpan Ribuan Doa

Rabu, 19 November 2025 | 20:13 WIB

Soal Gelar Pahlawan Soeharto, Saya Berbeda Pandangan

Minggu, 9 November 2025 | 06:05 WIB

45 Tahun WALHI: Gerakan Tanpa Kultus

Jumat, 17 Oktober 2025 | 15:38 WIB

Ketika Para Ibu Sudah Turun ke Jalan

Senin, 31 Maret 2025 | 13:18 WIB