Ustadz Sunnatullah dalam artikel yang sama lebih jauh memaparkan bahwa selain keistimewaan doa tersebut dapat memenuhi hajat, juga bisa melapangkan urusannya dan menghidupkan hatinya ketika hati-hati manusia sudah mulai mati.
Pernyataan ini didasarkan pada pendapat Syekh Abdurrahman bin Abdussalam as-Syafi’i (wafat 893 H) dalam salah satu kitabnya, Nuzhatul Majalis wa Muntakhabun Nafaiz.
Doa malam Isra' Mi'raj tidak langsung dibaca seketika, melainkan harus didahului dengan shalat sunnah dan shalawat.
Berikut ini rinciannya:
Pertama, melaksanakan shalat sunnah dua rakaat sebagaimana shalat sunnah pada umumnya.
Kemudian membaca surat Al-Ikhlas setelah membaca surat Al-Fatihah di rakaat pertama dan kedua.
Kedua, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad sebanyak 10 kali. Ketiga, membaca doa tersebut, kemudian menyebutkan segala hajat-hajatnya.***