Hukamanews.com – Ketika seorang anak mengalami stunting, hambatan tumbuh kembang yang pertama menjadi sorotan, seringkali adalah terkait dengan pola asuh orangtua. Padahal banyak fenomena yang memicu munculnya stunting ini. Kelahiran bayi stunting, salah satu pemicunya adalah kehamilan tak diinginkan. Dan angka kasusnya berasal dari banyaknya orang dengan gangguan jiwa, pengemis, gelandangan , dan orang terlantar yang hamil berkali – kali tanpa diketahui.
“Untuk mencegah kehamilan yang tak diinginkan tersebut, pemerintah Jawa Tengah terus berupaya dalam menyasar dan memberikan suntikan sebagai bagian program KB. Namun untuk mencegah dampak dari stunting, kami tetap memprioritaskan perbaikan pola asuh maupun perbaikan gizi kepada anak stunting. kata Yuli Arsianto, selaku Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Advokasi Dinas Perempuan dan Anak, DP3AP2KB Provinsi Jawa Tengah
“Sebenarnya anak stunting tidak sedikit yang memiliki prestasi dan bahkan mampu untuk mandiri. Inilah yang semestinya mendapat penghargaan. Mereka harus dirawat dengan baik dan pertumbuhannya pun dijaga.”
Baca Juga: Menciptakan News Anchor Yang Handal, Telkom University Sambangi SMK Telkom
Dalam diskusi Ngopi Penak Episode 87 mengangkat tema Cegah Stunting Pada Kelompok Rentan, pihaknya menambahkan harus banyak belajar dari program Bapak Asuh Stunting yang berhasil dilakukan oleh Bupati Pati. Di wilayah ini berhasil melibatkan masyarakat dalam bentuk donasi hingga mencapai 200 juta rupiah, untuk dialokasikan ke dalam program pemenuhan gizi makanan pada anak stunting.
“ Dilahirkan terlanjur stunting bukan berarti tidak bisa apa – apa. Dengan adanya perbaikan gizi, diharapkan akan banyak memberikan perubahan termasuk dalam pola asuh dari keluarganya. Karena menurutnya 70 persen perubahan pola asuh akan berpengaruh terhadap stunting ini“ tambahnya
Kedepan, lebih lanjut pihaknya berharap angka stunting di Jawa Tengah akan semakin turun. Dari Tahun 2022 mencapai 21 persen, diharapkan akan turun diangka kurang dari 14 persen. Optimis akan berkurang dengan program Centing Ketan yang sudah gencar berjalan di seluruh kabupaten kota di wilayah Jawa Tengah.
Mendorong perilaku masyarakat menuju gaya hidup sehat inilah yang merupakan pekerjaan besar. Tidak cukup hanya memberikan sosialisasi saja, namun harus sampai pada tingkat orang menjadi sadar diri lalu menerima dan menjalankan perilaku hidup sehat.
Baca Juga: Era Digital , Saatnya Ibu Mulai Berani Berbisnis Toko Virtual