"Waktu itu saya minta izin pakai nama Ganjar lewat DM Bapak. Pak Boleh ndak ya kain geretan yang bapak beli saya kasih nama Lurik Ganjar? Beliau langsung gercep balas, silakan dipakai Mbak, kalau untuk memajukan brand Njenengan (Anda). Dari situ kita branding Lurik Ganjar ke semua medsos kita," ungkapnya.
Dan hasilnya sangat luar biasa. Lurik Ganjar semakin dikenal luas masyarakat. Permintaan datang mulai dari dinas-dinas, kepala daerah, warga biasa di sejumlah daerah di Indonesia, bahkan sampai Malaysia.
"Iya sangat berpengaruh sekali. Semakin dikenal dan penjualannya laris. Mulai dari kepala dinas, Bupati, dekranasda. Ada juga umum dari Toraja, Sulawesi, Kalimantan hingga Malaysia," imbuh Lissa.
Bahkan, harga kain Lurik Ganjar yang awalnya hanya Rp125 ribu per meter, naik menjadi Rp200 ribu per meter.
"Tapi dengan kenaikan harga itu, kami juga tingkatkan kualitas. Karena selain barang, kami juga menjual kualitas," ucapnya.
Kain Lurik Ganjar menjadi andalan produk di Lurik Rahmad. Ia pun terus mengembangkan produk tersebut dari 13 motif menjadi 20 motif. Di antaranya motif klasik, muria, bumi pertiwi, 4 dimensi, gerbong kemulyan, melodi, panorama, prambanan, borobudur.
Selain itu, motif petronas, sindoro, gilang, kanigoro, litsu, sultan, dobby, petang, harmoni serta nusantara. Produknya bisa dilihat di akun Instagram @kriya_lurik_rahmad atau @lurikrahmad.
"Tiap motif punya cerita masing-masing. Kainnya juga kualitasnya di atas katun, dan ada sutra. Kalau sutra Rp1,3 juta per meter. Saya jamin semua kain Lurik Ganjar kualitasnya bagus dan adem dipakai," tuturnya.
Baca Juga: Krisis Pangan Didepan Mata, YAICI Terus Dorong Literasi Makanan Bergizi Di Tengah Masyarakat
Baginya, Gubernur Jawa Tengah dua periode itu sangat peduli terhadap UMKM.