nasional

Inspektur Polisi I Anwar Maksoem: Polisi Mantan Walikota yang Pinjam Uang Buat Beli Rokok

Jumat, 1 Juli 2022 | 08:00 WIB
(Ilustrasi. Inspektur Polisi I Anwar Maksoem, polisi Mantan Walikota Bukittinggi)

Hukamanews.com - Tidak banyak yang mengetahui kiprah, kisah, dan sejarah hidup salah satu putera terbaik asal Sumatera Barat ini. Anwar Maksoem adalah sosok purnawirawan polisi yang dikenal kekayaannya tidak bertambah setelah selama 7 tahun lamanya menjabat sebagai Walikota Bukittinggi (1960-1966).

Kiprahnya di Kepolisian RI tidak bisa dipandang sebelah mata dalam konteks sejarah kepolisian RI maupun sejarah nasional. Sebelum kemerdekaan RI, Anwar Maksoem bahkan sudah pernah menjabat sebagai komandan polisi pada tahun 1943.

Kemudian Anwar Maksoem pernah pula menjabat sebagai Camat Militer di Lubukbegalung di tahun 1949, Wakil Direktur SPN Sabang (1951-1953), Wakil Kepala Reserse Kodak III Sumatera Utara, dan wakil kepala polisi di Sibolga (1955-1959) (Padang-Today.Com, Jumat, 13 Februari 2009, 15.43).

Baca Juga: Hore, 1 Juli Gaji ke 13 PNS dan ASN Cair!

Petikan kisah yang diulas oleh Merdeka.com menyebutkan betapa miris kondisi ekonomi Anwar Maksum setelah tidak lagi menjabat sebagai Walikota. Seorang senior kepolisian, lalu pernah menjabat posisi sebagai pejabat publik, tetapi Anwar Maksoem hidup dalam kekurangan.

Kisah tersebut diceritakan oleh anak buahnya yang pernah dimintakan uang untuk membeli rokok. Bisa dibayangkan, seorang inspektur polisi dan senior bisa tidak punya uang untuk hanya membeli sebatang rokok.

Ketika itu, Anwar Maksoem meminjam uang ke anak buahnya yang bernama Ahmadsjah yang sehari-hari bertugas sebagai pegawai sipil di Polda Sumbar. Petikan percakapannya dituliskan sebagai berikut

"Mad ada uang Rp 25? Bapak pinjam dulu," kata Anwar.

Baca Juga: Pengurus Asosiasi Widyaprada Indonesia Dikukuhkan

Ahmadsjah menyangka bosnya bercanda. Masak seorang perwira, mantan Wali Kota mau pinjam uang Rp 25 untuk beli rokok? "Bapak becanda ya?" balas Ahmad.

Anwar menggeleng. "Tidak, bapak benar-benar tidak punya uang," akunya.

Maka Ahmad pun memberikan pinjaman Rp 25 dengan hati bingung. Tapi Inspektur Anwar cuek saja. Dia menikmati rokoknya dengan nikmat.

Sungguh miris bukan? Selepas tidak menjabat sebagai polisi, harta satu-satunya yang paling berharga mungkin cuma tanda pangkat (balok emas) yang ternyata sudah dijual. Uangnya pun sudah habis untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

Baca Juga: Denny Sumargo Undang Ustaz Faizar, Bahas Podcast Kutukan dan Dirukiah

Halaman:

Tags

Terkini