Di level direktorat, Kombes Rita Wulandari Wibowo ditunjuk sebagai Direktur Reserse PPA dan PPO Polda Metro Jaya.
Penugasan ini krusial mengingat Jakarta menjadi salah satu wilayah dengan kompleksitas kasus kekerasan perempuan dan anak tertinggi di Indonesia.
Posisi serupa juga diisi oleh Kombes Andes Purwanti di Polda Sumatera Selatan dan Kombes Ganis Setyaningrum di Polda Jawa Timur.
Di wilayah lain, AKBP Kristinatara Wahyuningrum memimpin Direktorat PPA dan PPO Polda Sumatera Utara, sementara AKBP Rumi Untara mengemban tugas yang sama di Polda Jawa Barat.
Penguatan peran Polwan juga menyentuh Jawa Tengah melalui AKBP Nunuk Setiyowati, serta NTB melalui AKBP Ni Made Pujewati.
Baca Juga: Jadi Tersangka KPK Kasus Ijon Proyek Bupati Bekasi dan Ayahnya Terancam Penjara Seumur Hidup
Di kawasan timur Indonesia, Kombes Dr. Nova Irone Surentu memimpin Direktorat PPA dan PPO Polda NTT, disusul Kombes Rusdiani di Kalimantan Barat.
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara masing-masing mempercayakan jabatan strategis ini kepada AKBP Osva dan AKBP Nonie Johanna Sengkey.
Distribusi ini menunjukkan komitmen Polri untuk tidak memusatkan peran Polwan hanya di wilayah tertentu.
Selain di level direktorat, enam Polwan juga mendapat promosi sebagai kepala kepolisian resor.
Mereka dipercaya memimpin Polres Batang, Karimun, Majalengka, Tebing Tinggi, Purbalingga, hingga Samosir.
Bagi pengamat kepolisian, langkah ini memiliki dampak jangka panjang terhadap budaya organisasi Polri.
Penempatan Polwan di jabatan operasional dan strategis dinilai mampu memperkaya perspektif kepemimpinan serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
Data internal Polri menunjukkan laporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak cenderung meningkat setiap tahun, bukan karena angka kejahatan semata, tetapi karena kesadaran melapor yang semakin tinggi.