Dorongan agar Marsinah diakui datang dari berbagai serikat buruh di seluruh Indonesia, terutama setiap peringatan May Day.
“Ketika May Day itu, hampir serentak seluruh serikat buruh termasuk di Jawa Timur menyuarakan agar Marsinah diajukan sebagai pahlawan nasional. Dan ketika disampaikan ke Presiden Prabowo, beliau langsung merespons dengan positif,” imbuh Khofifah.
Untuk memastikan keabsahan data, pemerintah provinsi membentuk posko khusus guna melengkapi dokumen sejarah perjuangan Marsinah.
“Kami ke makamnya, ke rumahnya, dan mencari data primer agar proses ini lengkap dan sahih. Ini hasil kerja bersama banyak pihak,” ujarnya.
Pahlawan dari Rakyat untuk Rakyat
Kini nama Marsinah berdiri sejajar dengan tokoh-tokoh besar bangsa seperti Soeharto, Gus Dur, dan Sarwo Edhie Wibowo. Pengakuan negara terhadapnya bukan hanya penghormatan bagi satu sosok, melainkan simbol pengakuan atas perjuangan jutaan pekerja Indonesia yang selama ini berjuang dalam senyap.
Marsinah telah menorehkan sejarah: seorang perempuan biasa yang suaranya tak pernah padam, meski raganya telah lama tiada.
Ia kini dikenang bukan sekadar sebagai buruh, melainkan sebagai pahlawan yang memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.***