HUKAMANEWS – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menyiapkan Peraturan Gubernur (Pergub) yang secara tegas melarang konsumsi daging anjing dan kucing.
Langkah ini diambil bukan hanya untuk melindungi hewan peliharaan, tapi juga demi mencegah ancaman serius terhadap kesehatan manusia.
Epidemiolog sekaligus ahli kesehatan lingkungan dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH., menegaskan bahwa kebiasaan makan daging anjing dan kucing bisa memicu berbagai penyakit infeksi berbahaya, termasuk zoonosis atau penularan penyakit dari hewan ke manusia.
Baca Juga: Viral Dugaan Aqua Gunakan Air Sumur Bor, DPR Minta Tindakan Tegas, Danone Aqua Klarifikasi
“Jelas bahwa konsumsi daging anjing dan kucing berpotensi terhadap penularan berbagai penyakit infeksi menular,” ujar Dicky yang dikutip Ulasbandung.com dari Health Liputan6.com, Rabu (22/10).
Ia menilai, praktik ini tidak hanya berisiko secara medis, tetapi juga dapat menjadi pintu masuk munculnya virus baru di masa depan.
1. Risiko Tinggi Penularan Zoonosis
Bahaya pertama yang paling mengancam dari makan daging anjing dan kucing adalah meningkatnya risiko zoonosis, terutama rabies.
Virus rabies bisa menular melalui air liur hewan yang terinfeksi saat proses penyembelihan atau penanganan daging.
“Gigitan atau luka kecil saja bisa menjadi jalur penularan rabies, yang mematikan jika tidak segera ditangani,” tegas Dicky.
Baca Juga: Aqua Disorot Usai Temuan Sumber Air dari Sumur Bor, Pengamat: Bisa Masuk Ranah Pidana
Dalam banyak kasus, para penjagal hewan di pasar tradisional tidak menggunakan alat pelindung diri memadai, sehingga risiko penularan sangat tinggi bahkan sebelum daging dikonsumsi.
2. Terinfeksi Parasit Berbahaya (Helmintiasis)
Selain rabies, daging anjing dan kucing juga berpotensi membawa parasit berbahaya, seperti Toxocara, Echinococcus, Trichinella, dan Sarcocystis.
Parasit ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan, penyakit hati, hingga kelainan saraf.