Ia menambahkan, dukungan publik terhadap Timnas Indonesia harus tetap dijaga, meski hasil pertandingan belum sesuai harapan.
“Pada saatnya nanti, apa yang menjadi mimpi dari 287 juta rakyat Indonesia untuk melihat Timnas kita berlaga di kancah Piala Dunia dapat terwujud,” tandasnya.
Pemecatan Patrick Kluivert, Hasil Kesepakatan Bersama
PSSI sendiri dalam pernyataannya menjelaskan bahwa pemutusan kerja sama dengan Kluivert dilakukan melalui mekanisme mutual termination atau kesepakatan bersama.
“Penghentian kerja sama ini dilakukan atas dasar persetujuan kedua pihak, dengan mempertimbangkan dinamika internal dan arah strategis pembinaan tim nasional ke depan,” tulis PSSI di laman resminya.
Ketua Umum PSSI sekaligus Menpora, Erick Thohir, turut menyampaikan apresiasinya kepada Kluivert.
“Terima kasih atas kontribusi yang sudah diberikan Coach Patrick Kluivert dan Tim Kepelatihan selama hampir 12 bulan untuk PSSI dan Timnas Indonesia,” tulis Erick di akun Instagram resminya.
Ia menambahkan, ke depan, fokus PSSI adalah memperkuat fondasi Timnas dan mengejar target besar: menembus 100 besar ranking FIFA, Piala Asia 2027, dan Piala Dunia 2030.
Permintaan Maaf dan Arahan Presiden Prabowo
Menariknya, di balik keputusan pemecatan ini, Menpora Erick Thohir disebut telah menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Prabowo Subianto atas kegagalan Timnas di kualifikasi Piala Dunia.
“Bapak Presiden tentu secara pribadi juga merasa berat hati menerima kenyataan bahwa kita belum berhasil lolos,” ungkap Mensesneg Prasetyo Hadi, dua hari sebelum pemecatan diumumkan.
Namun, Prabowo disebut tetap memberikan dukungan moral dan arahan positif kepada seluruh jajaran PSSI dan Timnas. “Sebagai kepala negara, beliau menyampaikan untuk mari kita berusaha kembali,” kata Prasetyo.
Presiden, lanjutnya, ingin agar PSSI dan pemerintah berfokus pada dua ajang besar berikutnya: Piala Asia 2027 dan Olimpiade 2028.