nasional

11 Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny Belum Teridentifikasi, Termasuk Lima Potongan Tubuh

Sabtu, 11 Oktober 2025 | 14:35 WIB
Menko PMK pimpin rapat audit keamanan bangunan pasca tragedi Ponpes Al Khoziny. (HukamaNews.com / Antara)

HUKAMANEWS – Hingga Jumat (10/10/2025), tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri masih berjuang mengidentifikasi 11 jenazah korban robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, termasuk lima potongan tubuh yang ditemukan di antara reruntuhan bangunan musala.

Dari total korban meninggal dunia, 50 jenazah telah berhasil dikenali dan diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan dengan layak.

Namun, proses identifikasi sisanya masih berlangsung di RS Bhayangkara Surabaya, di bawah pengawasan ketat tim DVI dan BNPB.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menegaskan bahwa proses ini dilakukan secara hati-hati agar tidak ada kesalahan identifikasi.

Baca Juga: Heboh Dana Reses DPR Naik Rp54 Juta? Klarifikasi Dasco: Bukan Naik, Cuma Salah Transfer dan Sudah Dikembalikan

“Data hasil identifikasi sampai hari Jumat, 10 Oktober, sebanyak 50 jenazah telah berhasil dikenali,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (11/10/2025).

Upaya Pemerintah: Audit Bangunan dan Rehabilitasi Korban

Tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny menjadi alarm keras bagi pemerintah terkait keamanan infrastruktur bangunan pendidikan berbasis pesantren.

Menko PMK Pratikno memimpin rapat lintas kementerian di Jakarta pada Jumat (10/10) untuk membahas langkah konkret pencegahan insiden serupa di masa depan.

Rapat tersebut dihadiri Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri PUPR Dody Hanggodo, Kepala BNPB Suharyanto, dan Kepala Basarnas Mohammad Syafii.

Baca Juga: 7 Nyawa Melayang di Tragedi Longsor Grasberg Tambang Freeport, Bahlil Turunkan ‘Pasukan Khusus’ untuk Audit Total

Menurut hasil rapat, pemerintah akan melakukan audit total terhadap desain, material, dan struktur bangunan pesantren di seluruh Indonesia, terutama yang dibangun secara swadaya tanpa pengawasan teknis dari tenaga profesional.

“Keselamatan anak-anak di lembaga pendidikan harus menjadi prioritas. Pemerintah akan memberikan rekomendasi teknis agar pembangunan berikutnya memenuhi standar keamanan,” tegas Pratikno.

BNPB dan Kementerian Sosial Bergerak Cepat

Selain fokus pada evakuasi dan identifikasi, pemerintah kini mengalihkan perhatian pada rehabilitasi medis dan sosial bagi para korban serta keluarga.

Halaman:

Tags

Terkini