nasional

Mengenal PU 608: Slogan Baru Kementerian PU, Kompas Pembangunan Infrastruktur Indonesia

Senin, 29 September 2025 | 11:43 WIB
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PU Lisniari Munthe (tengah) beserta tim menerima kunjungan Direktur Promedia Dadang Hermawan (keempat dari kiri) 26 September 2025.

HUKAMANEWS – Di berbagai baliho, backdrop acara resmi, hingga unggahan media sosial, satu slogan kini kerap menghiasi wajah baru Kementerian Pekerjaan Umum (PU): PU 608. Singkat, padat, dan penuh tanda tanya. Apa arti di balik slogan yang disebut-sebut menjadi arah pembangunan infrastruktur nasional lima tahun ke depan?

Sejak berganti nama dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadi Kementerian PU, lembaga ini berusaha menampilkan citra baru yang lebih ringkas, fokus, dan berorientasi pada hasil nyata. Slogan PU 608 dipilih sebagai pedoman kebijakan sekaligus kompas pembangunan.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PU, Lisniari Munthe, menegaskan bahwa slogan ini bukan sekadar ornamen visual. “PU 608 adalah arah gerak kami. Setiap proyek harus berkontribusi ke sana,” ujar Lisniari saat menerima kunjungan jaringan Promedia di Jakarta, 26 September 2025.

Angka 6 dalam slogan berarti target efisiensi investasi atau ICOR di bawah enam. Angka 0 melambangkan tekad menekan kemiskinan mendekati nol. Sedangkan angka 8 mencerminkan ambisi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar delapan persen per tahun.

Baca Juga: Fakta Tersembunyi di Balik Penolakan Praperadilan ARUKKI, Kasus Silfester Matutina Jadi Perbincangan Lagi

Lisniari menjelaskan, perubahan nama kementerian memberi ruang lebih fokus pada infrastruktur dasar yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Setidaknya ada tiga proyek prioritas yang saat ini dijalankan dengan semangat PU 608.

Pertama, pembangunan Sekolah Rakyat di daerah terpencil. Proyek ini tak hanya membangun gedung, tetapi juga menghadirkan akses pendidikan yang layak. “Sekolah Rakyat adalah bukti bahwa infrastruktur bisa menjadi pintu keluar dari lingkaran kemiskinan. Anak-anak di desa terpencil berhak punya kesempatan yang sama untuk maju,” katanya.

Kedua, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis. Kementerian PU bertugas menyediakan infrastruktur dasar seperti bangunan, air bersih, hingga sanitasi. “Dapur MBG bukan sekadar ruang fisik. Ini investasi bagi generasi masa depan, memastikan anak-anak mendapat makanan sehat dari tempat yang higienis dan aman,” ujar Lisniari.

Ketiga, pengairan desa yang menjadi tulang punggung produktivitas pertanian. Saluran irigasi dibangun agar petani memiliki kepastian suplai air, terutama saat musim kemarau. “Kalau petani bisa panen baik, dampaknya langsung pada penurunan kemiskinan dan peningkatan ekonomi lokal. Itulah makna nol persen kemiskinan dan delapan persen pertumbuhan,” katanya.

Baca Juga: Mensesneg Pilih Bungkam soal Pencabutan ID Pers CNN, Fokus MBG Malah Jadi Sorotan Baru

Meski begitu, Lisniari mengakui ada tantangan besar. Koordinasi lintas kementerian, keterbatasan anggaran, dan pengawasan proyek tetap menjadi pekerjaan rumah. Namun ia optimistis, slogan PU 608 akan menjelma sebagai janji aksi, bukan sekadar rangkaian angka.

“PU 608 adalah komitmen. Kami ingin masyarakat merasakan langsung hasil pembangunan, dari desa hingga kota,” tutup Lisniari.***

Tags

Terkini