HUKAMANEWS – Desakan agar kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Arya Daru Pangayunan, diusut transparan semakin menguat.
Istrinya, Meta Ayu Puspitantri, yang akrab disapa Pita, tampil pertama kali di hadapan publik dan meminta langsung kepada Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan kasus ini tidak dibiarkan menjadi misteri.
Dalam konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (27/9/2025), Pita menyampaikan rasa kehilangan mendalam sekaligus harapannya agar negara hadir secara adil.
“Kepada Bapak Presiden, Bapak Kapolri, dan Bapak Menlu, saya hanya bisa berharap dan memohon agar kasus ini dapat selesai dengan baik, jujur, dan transparan,” ujarnya dengan suara bergetar.
Pita mengaku masih sulit menerima kenyataan kepergian Arya Daru yang ditemukan meninggal di sebuah guest house kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli lalu.
“Sampai sekarang pun, saya merasa ini seperti mimpi. Ada bagian dari diri saya yang belum bisa percaya,” ungkapnya.
Menurutnya, Arya Daru bukan hanya sosok suami penyayang, tetapi juga pribadi penuh kesabaran yang selalu menjaga ucapan agar tidak menyakiti orang lain.
“Sebegitu berharganya Mas Daru bagi saya, anak-anak, keluarga, dan teman-temannya. Semua yang pernah berinteraksi dengan beliau pasti merasakan ketulusan kebaikan itu,” tambahnya.
Tanda Tanya Kematian Diplomat Muda
Kematian Arya Daru menyisakan banyak pertanyaan. Penasihat hukum keluarga, Nicholay Aprilindo, menegaskan bahwa keluarga tidak bisa menerima kesimpulan penyidik Polda Metro Jaya yang menyebut tidak ada keterlibatan pihak lain.
Arya ditemukan meninggal dengan kondisi kepala terlilit plakban.
Meski hasil toksikologi menyatakan tidak ada zat berbahaya, dan forensik Polri tidak menemukan DNA atau sidik jari lain di lokasi kejadian, keluarga menilai ada kejanggalan.
Nicholay mengingatkan, “Kasus ini tidak boleh menjadi dark case. Tidak boleh menguap atau dianggap sepele karena menyangkut seorang diplomat, aparatur negara. Keluarga menginginkan penyelidikan lanjutan agar terungkap seterang-terangnya.”