"Kami datang bukan untuk rusuh, tapi untuk menyampaikan rasa kecewa. Anggota DPR seharusnya mendengar, bukan menghina rakyat," ujar seorang demonstran.
Hingga Sabtu sore, belum ada keterangan resmi dari Ahmad Sahroni terkait aksi massa di depan rumahnya.
Aparat keamanan juga tidak terlihat berjaga dalam jumlah besar, hanya beberapa warga sekitar yang mengawasi jalannya unjuk rasa.
Peristiwa ini menambah daftar panjang ketegangan antara masyarakat dengan DPR dalam isu kesejahteraan anggota dewan.
Publik menilai, sikap elite politik belakangan semakin menjauh dari aspirasi rakyat.
Meski aksi berlangsung singkat dan tanpa kericuhan, langkah massa mendatangi rumah legislator memperlihatkan meningkatnya sensitivitas publik terhadap ucapan pejabat.
Pengamat politik menilai kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi para wakil rakyat agar berhati-hati dalam menyampaikan pendapat, terlebih di era media sosial di mana ucapan bisa langsung viral.
Publik kini menunggu respons Sahroni, apakah ia akan meminta maaf atau tetap mempertahankan pernyataannya. Apapun sikapnya, sorotan masyarakat jelas tidak akan surut dalam waktu dekat.***