HUKAMANEWS - Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan, kembali mencuat ke permukaan.
Setelah beberapa waktu memilih bungkam, ayah kandungnya, Subaryono, akhirnya menyuarakan keresahan hati dan meminta langsung kepada Presiden Prabowo Subianto agar negara turun tangan memberi kejelasan.
Dalam pernyataan penuh emosi di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025), Subaryono menegaskan bahwa keluarga merasa tidak berdaya menghadapi simpang siur informasi yang terus beredar tanpa kepastian.
Ia berharap Presiden bisa memerintahkan aparat penegak hukum hingga kementerian terkait untuk segera menuntaskan penyelidikan.
“Kami ini keluarga kecil yang merasa sangat lemah. Kami mohon Presiden Prabowo Subianto bisa menginstruksikan Kapolri, Panglima TNI, dan Menteri Luar Negeri agar misteri kematian anak kami segera dijelaskan secara terang,” ucap Subaryono dengan suara bergetar.
Kehilangan yang Menghancurkan Keluarga
Arya Daru bukan sekadar putra tunggal bagi Subaryono. Sebelum lahir, sang ibu sempat mengalami tiga kali keguguran, sehingga kehadirannya dianggap sebagai anugerah besar.
Bagi keluarga, keberhasilan Arya meniti karier hingga dipercaya menjadi diplomat muda di Kemenlu adalah puncak kebanggaan.
Namun, kebanggaan itu runtuh seketika saat kabar duka datang. Arya ditemukan meninggal dunia dengan kondisi wajah terlilit lakban di kamar kosnya.
Aneh, pintu kamar tidak menunjukkan adanya tanda perlawanan.
Kejanggalan inilah yang membuat keluarga menolak anggapan bahwa Arya meninggal karena bunuh diri.
“Bagi kami, Arya adalah pribadi yang bertanggung jawab, baik pada keluarga maupun pekerjaannya. Sulit sekali menerima kabar kepergiannya begitu saja tanpa jawaban,” kata Subaryono.
Kasus kematian Arya Daru sejak awal memang menyedot perhatian publik. Tak sedikit pihak menilai ada kejanggalan serius yang patut didalami.