HUKAMANEWS - Tragedi laut kembali terjadi di perairan Indonesia. Sebuah kapal ferry bernama KMP Gunung Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di Selat Bali, membawa 53 penumpang.
Hingga berita ini diturunkan, tim SAR gabungan baru berhasil mengevakuasi tiga penumpang dan satu anak buah kapal (ABK).
Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan mendalam, mengingat kondisi laut di sekitar lokasi kejadian sedang tidak bersahabat.
Cuaca buruk, gelombang tinggi, dan jarak pandang terbatas menjadi tantangan utama dalam proses pencarian dan evakuasi.
Menurut keterangan dari Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Banyuwangi, Didit Adhitya, operasi penyelamatan mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) pencarian selama tujuh hari.
Namun, dia menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya maksimal untuk mengevakuasi seluruh korban sesuai dengan manifest, dalam kondisi apa pun.
Saat ini, tim SAR gabungan yang terdiri dari personel Basarnas, TNI, Polri, serta instansi pemerintah daerah dan relawan terus menyisir area di sekitar lokasi tenggelamnya kapal.
Kendala utama yang dihadapi adalah gelombang laut yang mencapai ketinggian 2 hingga 2,5 meter serta jarak pandang yang minim karena masih gelap saat kejadian terjadi.
"Tim di lapangan membentuk radius pencarian sekitar 5 nautical mile dari sisi perairan Gilimanuk hingga Ketapang," ujar Didit.
Baca Juga: Skandal E-KTP Rugikan Negara Triliunan Rupiah, MA Malah Sunat Vonis Setya Novanto
Dalam proses pencarian, peralatan canggih serta dukungan armada laut turut dikerahkan untuk memperluas area pencarian agar kemungkinan menemukan korban dapat lebih optimal.
Tim penyelamat juga masih menggali keterangan dari empat korban yang telah berhasil dievakuasi untuk mendapatkan petunjuk tambahan terkait posisi korban lainnya.
Namun hingga kini, belum ada informasi lanjutan yang bisa disampaikan secara resmi terkait isi keterangan mereka.
"Proses penggalian informasi masih berlangsung di sisi Ketapang. Kami akan update secara resmi jika ada perkembangan signifikan," tambahnya.