nasional

Hindari Turunnya Pertumbuhan Ekonomi 2026 , Menkeu Sri Mulyani Pilih Targetkan Investasi Lewat Danantara Senilai 7500 Trilyun

Rabu, 2 Juli 2025 | 11:17 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Rabu (2/7) (Elizabeth Widowati )

HUKAMANEWS – Keberadaan Danantara benar - benar diharapkan pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomk didalam negeri hingga mendekati 5,9 persen pada tahun 2026 nanti.

Karena menurut analisa Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, kedepan Indonesia membutuhkan investasi baru minimal Rp7.500 triliun.

Hal ini disampaikan Menteri Keuangan dalam Sidang Paripurna DPR ke-21 Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2024-2025, di Jakarta, Rabu 2 Juli 2025.

Baca Juga: Realme Ngebut! GT 7 Pro Duluan Dapat Android 16, Ini Bocoran Jadwal Resmi Buat HP Kamu

"Pertumbuhan ekonomi tinggi tidak mungkin tercapai tanpa pertumbuhan investasi yang signifikan. Growth dari investasi harus dijaga atau ditingkatkan pada tingkat 5,9 persen year on year. Ini berarti Indonesia membutuhkan investasi baru pada tahun 2026 untuk mencapai target pertumbuhan yang tinggi dengan investasi senilai minimal Rp7.500 triliun," kata Sri Mulyani.

Dalam analisa Sri Mulyani, komponen investasi ini berkontribusi 30% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Sri Mulyani pun mengatakan salah satu andalan pemerintah guna meraup investasi domestik maupun luar negeri ialah melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Baca Juga: Detik-Detik Kebakaran RS Hermina Jatinegara, Suara Ledakan Disusul Asap Tebal, 75 Pasien Berhasil Dievakuasi

Investasi dari Danantara yang difokuskan pada sektor strategis dan bernilai tambah tinggi diharapkan mampu berkontribusi signifikan terhadap target investasi pemerintah.Dalam paparan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 di DPR RI, sasaran pertumbuhan ekonomi RI pada tahun depan sebesar 5,2%-5,8%.

"Kita pastikan di 2026 tidak menurun. Jadi dinamikanya itu bukannya membaik malah justru akan melonjak, karena kebetulan beberapa di drive geopolitik yang tentu kepentingan itu tidak bisa direkonsiliasikan," ujar Sri Mulyani di Gedung Parlemen, Jakarta.

Oleh sebab karena itu, ia mengatakan, pemerintah telah merancang APBN 2026 dengan menyesuaikan kondisi ekonomi global yang sangat dinamis, supaya bisa membantu perekonomian domestik, sekaligus melanjutkan agenda-agenda pembangunan beserta reformasi struktural.

Baca Juga: Tom Lembong Bantah Rugikan Negara dalam Kasus Korupsi Gula: Saya Tak Temukan Kesalahan

Khusus untuk asumsi makro, Sri Mulyani mengatakan, desainnya untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 ialah di rentang 5,2%-5,8%, inflasi 1,5%-3,5%, yield SBN tenor 10 tahun 6,6-7,2%, nilai tukar rupiah Rp 16.500-16.900 per dolar AS, hingga harga minyak mentah Indonesia atau ICP US$ 60-80 dolar per barel.***

Tags

Terkini