"Kalau sarjana muda gak ada skrispi, berarti selama ini pas analisa saya, Jokowi bukan sarjana. Bahwa lembar pengesahan skripsi Joko Widodo itu melampaui zamannya secara teknologi, karena memang gak ada teknologi zaman itu yang secara prematur disimpulkan dirjen dikbud, diraba dirasa ada cekungan langsung, sudah disimpulkan secara prematur asli," jelas Rismon.
Bahwa itu letter press padahal secara digital juga dicetak 3 kali sarjana muda.
"Masa salah 3 kali itu kan Joko Widodo sendiri yang nulis."
Menurut Rismon dengan total 122 SKS tidak mungkin Jokowi menyandang gelar sarjana.
"Gak mungkin sarjana di UGM itu sarjana muda, jadi tepatlah analisa saya," katanya.
Baca Juga: Cuan Besar di Balik Industri Rokok, Negara Seolah Takut Labeli Rokok Barang Terlarang
Rismon pun meminta UGM untuk jujur kepada masyarakat bahwa Jokowi bukan sarjana penuh, namun sarjana muda.
"Sekarang yang bisa menjawab ini dan menyudahi konflik ya UGM. Sudahlah nyatakan saja secara berkas total SKS yang diambil Joko Widodo 122 SKS dan hanya menyandang sarjana muda. Sudah selesai konflik," tegas Rismon.
"UGM harus berani jujur, berani gak Rektor Prof Ova Emilia, coba berani gak dari total SKS di zaman itu, coba berani gak sebut Jokowi menyandang sarjana muda," katanya.
Saran Rismon UGM lebih baik berterus terang, daripada nama UGM semakin terjun bebas buruk di masyarakat.
"UGM itu kan bukan milik anda, UGM itu milik rakyat," kata Rismon kepada Rektor UGM.
Dengan demikian apa yang disampaikan kader PSI Dian Sandi saat upload ijazah Jokowi itu asli adalah bohong, dan justru tidak ditampilkan di publik oleh Kemendiburistek.***