Kedua pemimpin sepakat bahwa kolaborasi konkret antarnegara harus didasarkan pada kepercayaan, kesetaraan, dan tujuan bersama.
Selain aspek strategis, suasana pertemuan juga mencerminkan kedekatan antarmanusia, terlihat dari partisipasi aktif masyarakat dalam penyambutan tamu negara.
Sebanyak 400 pelajar membentangkan bendera Merah Putih dan bendera Tiongkok sepanjang rute utama menuju Istana Merdeka, menunjukkan semangat solidaritas dan nilai diplomasi sejak usia dini.
Momentum pertemuan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa hubungan diplomatik bukan hanya soal politik tinggi, tapi juga membumi dalam bentuk kerja sama pendidikan dan budaya.
Baca Juga: Disebut Terima 50 Persen dari Situs Judol, Publik Desak Hakim Perintahkan Jaksa Panggil Budi Arie!
Kehadiran pelajar dalam momen bersejarah ini memberikan harapan bahwa generasi muda akan meneruskan semangat kerja sama yang telah dibangun selama 75 tahun terakhir.
Dengan terus mengedepankan dialog dan kolaborasi, Indonesia dan Tiongkok menunjukkan kepada dunia bahwa persahabatan antarnegara dapat menjadi fondasi kuat dalam menciptakan kawasan yang stabil dan aman.
Komitmen kedua negara untuk membangun masa depan bersama juga menunjukkan kepemimpinan yang adaptif di tengah realitas geopolitik yang dinamis.
Melalui diplomasi aktif dan hubungan yang setara, Prabowo dan Li Qiang membuktikan bahwa Asia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat perdamaian dan pembangunan global.
Langkah ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional sebagai negara yang menjunjung tinggi prinsip kerja sama dan stabilitas kawasan.***