Ika juga menekankan bahwa profesi content creator bukan hanya milik mahasiswa Ilmu Komunikasi saja.
Menurutnya, mahasiswa dari berbagai jurusan seperti Ilmu Pemerintahan atau Administrasi Publik juga memiliki ruang untuk mengembangkan keahlian serupa, terutama dalam konteks komunikasi politik atau kehumasan di sektor pemerintahan.
“Melalui kegiatan ini, mahasiswa bisa melihat bahwa dunia konten bukanlah hal eksklusif. Justru ini bisa menjadi peluang lintas disiplin,” jelas Ika.
Ketua BEM FISIP UNTIRTA, Muhammad Bayu Arya Dita, juga mengajak rekan-rekannya untuk tidak hanya melihat kegiatan ini sebagai tugas kampus, melainkan sebagai sarana aktualisasi diri.
Baca Juga: Erick Thohir Akui Korupsi di BUMN Tak Bisa Dihilangkan, Tapi Bisa Ditekan Lewat Sistem Baru
Menurutnya, wawasan yang diperoleh dari CoreLab bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan mendukung proses akademik di berbagai mata kuliah.
“Materi seperti ini sangat aplikatif, tidak hanya penting untuk dunia kerja nanti, tapi juga bisa dikaitkan langsung dengan perkuliahan,” kata Bayu.
Dengan semangat kolaborasi antara dunia industri dan pendidikan, Promedia lewat CoreLab 2025 berhasil menunjukkan bahwa dunia kreator konten bukan hanya soal viralitas, melainkan soal strategi, pemahaman audiens, serta kemampuan menyampaikan informasi secara otentik.
Kegiatan ini pun menjadi pengingat bahwa mahasiswa hari ini tidak hanya dituntut menjadi konsumen informasi, tapi juga produsen konten yang bertanggung jawab dan berkualitas.
Baca Juga: Lagi, Truk Rem Blong Tabrak Angkot di Purworejo Jawa Tengah, Sebelas Orang Jadi Korban
Lewat pendekatan yang lebih humanis dan edukatif, CoreLab 2025 membuka ruang diskusi dan eksplorasi bagi generasi muda untuk berani terjun ke dunia kreatif digital yang terus berkembang.
Inisiatif seperti ini mempertegas bahwa kampus bukan sekadar tempat belajar, tapi juga laboratorium bagi lahirnya talenta-talenta baru di industri konten dan komunikasi.
Ingin artikel seperti ini untuk kampus atau kegiatan lainnya?***