HUKAMANEWS - Becik ketitik olo ketoro.
Beredar informasi dari UGM, Rektor UGM Prof Ova Emilia tidak akan menemui TPUA dan Alumni UGM yang akan datang ke UGM.
Kedatangan TPUA dan Alumni UGM dalam rangka meminta penjelasan tentang Indikasi Fraud dalam Ijazah dan Skripsi Jokowi, dan hanya diwakilkan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.
Tamu juga hanya akan diterima di sebuah ruangan kecil di Fakultas Kehutanan UGM, bukan di Rektorat, dan yang boleh ikut dalam pertemuan hanya 5 orang saja.
Demikian twet dari aktivis Dokter Tifa, dikutip pada Senin (14/4), bahwa sikap dari Rektor UGM ini sebetulnya sudah menyiratkan ketakutan.
"Tidak ada orang takut dengan kebenaran ketika ia berbuat benar."
Orang yang takut adalah orang yang "mengetahui kesalahan, dan atau terlibat dalam kesalahan itu."
Baca Juga: Gak Nyangka! Dengkuran Kucing Ternyata Bisa Sembuhkan Galau dan Bikin Tidur Lebih Nyenyak
Senior Ibu Rektor, yaitu Mantan Rektor UGM Profesor Sofian Effendi sudah mencontohkan sikap Ksatria khas seorang Akademisi dan Ilmuwan yang berpegang teguh pada kebenaran dan jalan pedang seorang Akademisi, yang lurus, tajam, dan teguh.
"Sangat disayangkan sikap Rektor UGM ini."
Sementara itu alumni UGM yang juga pakar digital forensik yang turut membongkar ijazah palsu Jokowi, Rismon Hasiholan Sianipar mengatakan, "KENAPA BU REKTOR UGM Ova Emilia berhalangan hadir tanggal 15 April 2025 ini? Masalah segenting ini kok dihindari?."
"UTAMAKAN INTEGRITAS AKADEMIK di atas TEKANAN POLITIK! Kembalikan marwah UGM ke jalan yang benar!"
Sementara itu Muhammad Said Didu juga menyentil ijazah palsu Jokowi.
"Yang menyimpan ijazah biasanya yang punya ijazah bukan yang menerbitkan.
Tapi yang menyatakan ijazah hilang adalah yang menerbitkan, padahal yang punya tidak pernah menyampaikan bahwa ijazahnya hilang."