HUKAMANEWS – Langkah Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang jadi sorotan.
Pasalnya, Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu negara pertama yang secara resmi diundang untuk membahas langsung kebijakan perdagangan baru dari Gedung Putih.
Langkah ini cukup strategis, mengingat kebijakan tarif Trump belakangan memicu keresahan di kalangan mitra dagang AS.
Negosiasi yang akan dilakukan Indonesia bukan sekadar formalitas, tapi dirancang dengan perhitungan matang.
Baca Juga: Ingat Indonesia Masih Punya Daya Jual, Jangan Asal Lobi di Depan Donald Trump
Pemerintah bahkan sudah menyiapkan proposal khusus yang berisi poin-poin penting untuk meyakinkan AS agar memberikan relaksasi tarif terhadap produk-produk asal Indonesia.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap bahwa Indonesia akan mengedepankan argumentasi soal defisit neraca dagang AS terhadap Indonesia, yang kini mencapai sekitar 18 miliar dolar AS.
Menurutnya, Indonesia tidak tinggal diam menghadapi kebijakan yang bisa memukul ekspor nasional.
Sebaliknya, langkah proaktif sedang ditempuh agar kepentingan ekonomi nasional tetap terlindungi.
"Indonesia adalah salah satu negara pertama yang mendapat kesempatan diundang ke Washington," kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (14/4/2025).
Langkah diplomatik ini akan dilakukan langsung oleh delegasi tingkat tinggi dari Kabinet Merah Putih.
Beberapa nama penting yang akan bertolak ke AS antara lain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Luar Negeri Sugiono, serta tokoh senior Dewan Ekonomi Nasional, Mari Elka Pangestu.
Mereka dijadwalkan menggelar pertemuan intensif mulai 16 hingga 23 April 2025.
Agenda tersebut juga akan beririsan dengan perhelatan *Spring Meetings of the World Bank Group and IMF* 2025.