LF PBNU juga mengungkapkan bahwa di beberapa kota lain, posisi hilal bervariasi.
Ketinggian hilal tertinggi tercatat di Lhoknga, Aceh, yaitu -0 derajat 59 menit, sementara posisi terendah terjadi di Merauke, Papua Selatan, dengan tinggi -3 derajat 24 menit.
Dengan demikian, berdasarkan perhitungan tersebut, LF PBNU memperkirakan bahwa Idul Fitri 1446 H kemungkinan besar akan jatuh pada 31 Maret 2025.
BMKG turut menyoroti kemungkinan kesalahan dalam rukyatul hilal akibat keberadaan benda astronomis lain yang dapat dikira sebagai hilal, seperti planet Venus dan Merkurius atau bintang terang seperti Sirius.
Baca Juga: Nyepi 2025, 32 Penerbangan Juanda-Bali Dihentikan, Cek Jadwal dan Dampaknya di Sini
Namun, pada 29 dan 30 Maret 2025, tidak ada objek astronomis lain yang memiliki jarak sudut lebih kecil dari 10 derajat dari Bulan, sehingga potensi kesalahan identifikasi hilal bisa diminimalkan.
Kepastian mengenai kapan umat Islam di Indonesia akan merayakan Idul Fitri 1446 H akan ditetapkan dalam sidang isbat pemerintah pada Sabtu malam, 29 Maret 2025.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, dijadwalkan akan memberikan pengumuman resmi terkait hasil perhitungan hilal setelah keputusan sidang isbat.
Dengan prediksi bahwa hilal tidak akan terlihat pada 29 Maret 2025, umat Islam di Indonesia kemungkinan besar akan menjalankan puasa Ramadhan selama 30 hari penuh, dan perayaan Idul Fitri baru akan dimulai pada Senin, 31 Maret 2025.
Baca Juga: Bingung Titip Kucing Saat Lebaran? Ini Dia 8 Rekomendasi Penitipan Terbaik di Bandung!
Masyarakat pun diimbau untuk menunggu pengumuman resmi dari pemerintah agar dapat menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk dan sesuai dengan ketetapan yang berlaku.***