Secara astronomi, hilal diprediksi sudah bisa terlihat, tetapi keputusan akhir tetap menunggu hasil sidang isbat.
Akankah Ramadan 1446 H Dimulai Bersamaan?
Sejarah penetapan awal Ramadan di Indonesia sering kali menunjukkan perbedaan antara ormas Islam tertentu, terutama Muhammadiyah yang lebih mengandalkan hisab dan Nahdlatul Ulama yang lebih memilih metode rukyatul hilal.
Tahun ini, dengan data hilal yang sudah berada di atas ufuk, peluang untuk berpuasa secara serempak terbuka lebar.
Baca Juga: Harga Lada Putih Capai Level Tertinggi, Petani Kendari Jadi Kian Semangat
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menegaskan bahwa umat Islam sebaiknya menunggu hasil sidang isbat yang sesuai dengan Fatwa MUI No 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah.
Kemenag pun berharap keputusan ini dapat membawa persatuan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan tahun ini.
Proses Pemantauan Hilal di Berbagai Wilayah
Untuk memastikan akurasi hasil sidang, Kemenag akan bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kemenag di berbagai daerah dalam melakukan pemantauan hilal.
Rukyatul hilal dilakukan di puluhan titik strategis di seluruh Indonesia dengan menggunakan teleskop dan teknologi canggih lainnya.
Baca Juga: Harga Lada Putih Capai Level Tertinggi, Petani Kendari Jadi Kian Semangat
Proses ini akan menentukan apakah hilal benar-benar dapat terlihat secara kasat mata sesuai syarat yang telah ditetapkan.
Jika hilal terlihat, maka Ramadan akan dimulai pada keesokan harinya, Sabtu, 1 Maret 2025.
Namun, jika hilal tidak terlihat, kemungkinan besar puasa baru akan dimulai pada hari berikutnya.