Fenomena 'Kabur Aja Dulu': Cerminan Keresahan Generasi Muda?
Tagar KaburAjaDulu yang viral di platform X (Twitter) merepresentasikan fenomena yang lebih dalam.
Banyak generasi muda Indonesia merasa masa depan mereka lebih cerah di luar negeri dibandingkan di tanah air.
Hal ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap peluang kerja yang semakin sempit serta insentif yang dinilai kalah bersaing dengan negara lain.
Daniel, seorang mahasiswa Indonesia yang kini menempuh pendidikan di Inggris, mengungkapkan pandangannya.
Baca Juga: Dilarang Megawati, Inilah Deretan Kepala Daerah Kader PDIP Nekat ke Retret Magelang
“Seruan ini muncul karena banyak yang merasa kesempatan di Indonesia masih tertinggal. Infrastruktur dan sistem kita belum cukup matang untuk mendukung practical knowledge yang didapat dari negara maju,” ujarnya.
Banyak warganet menilai tren ini sebagai bentuk ‘vote of no confidence’ terhadap pemerintah, sekaligus seruan agar kebijakan ketenagakerjaan dan ekonomi dalam negeri diperbaiki.
Namun, di sisi lain, tren ini juga memunculkan kesadaran baru tentang pentingnya pembangunan SDM dan reformasi sistem di Indonesia agar lebih kompetitif di kancah global.
Peluang atau Ancaman?
Bagi Jepang, fenomena ini jelas menguntungkan. Negeri Matahari Terbit memang tengah mencari tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai sektor, mulai dari industri hingga perawatan lansia.
Baca Juga: GoPro Max 360 Comeback Setelah 5 Tahun! Lebih Canggih, Lebih Tahan Lama, Tapi Apa Worth It?
Dengan banyaknya anak muda Indonesia yang tertarik untuk ‘kabur’, Jepang bisa mendapatkan tenaga kerja yang terampil dengan lebih mudah.
Namun bagi Indonesia, hal ini bisa menjadi ancaman serius. Jika semakin banyak SDM berkualitas yang memilih bekerja di luar negeri, siapa yang akan membangun negeri ini?
Fenomena brain drain—migrasi tenaga kerja berkualitas ke luar negeri—bisa menjadi masalah besar jika tidak diimbangi dengan kebijakan yang tepat.