nasional

Aliansi Masyarakat Surakarta Mulai Bergerak Lewat Tokoh 66 dan 98 Usman Amirudin, untuk Adili Jokowi

Senin, 10 Februari 2025 | 21:26 WIB
Usman Amirudin dari Aliansi Masyarakat Surakarta bergerak untuk adili Jokowi (Ist)

HUKAMANEWS - Tokoh sejarah revolusi Usman Amirudin tahu betul watak Jokowi hingga negara dibuat rusak dan hancur.

Bicara blak-blakan lewat postingan video akun X Chynthia, dikutip Senin (10/2), tokoh asal Surakarta ini mulai bergerak adili Jokowi lewat Aliansi Masyarakat Surakarta.

"Kami catat ada 25 kerusakan yang dibuat Jokowi, namun ada tiga tahapan kerusakannya," katanya.

"Pertama intervensi mempengaruhi kebijakan mengelola negara, kedua invasi wilayah, dan ketiga aneksasi merampok ini yang kami lihat sekarang dan itu objektif," jelas Usman.

Menurutnya, jika faktanya sudah seperti itu maka Aliansi Masyarakat Surakarta sebagai bagian dari rakyat dalam UUD 45 diamanatkan bela negara.

"Apa kami harus menutup mata dan telinga itu fakta," tegasnya.

Usman blak-blakan tuding di bawah kepemimpinan Jokowi, lebih menguasai asing dan aseng khususnya komunis.

Baca Juga: Nokia Alpha Pro 5G Rilis, HP Gaming Idaman dengan Spesifikasi Sultan Bikin Multitasking Makin Ngebut!

"Tidak memberi perhatian kepada rakyat, dan Jokowi punya agenda mensukseskan jalur sutra," katanya.

Agendanya China komunis yang semula beberapa abad lalu, jalur sutra dilalui melalui darat.

"Dikatakan jalur sutra karena dibendakan adalah sutra, tapi mulai tahun 2021 akan digunakan melalui jalur maritim, sehingga timbul kasus seperti PIK 1, PIK 2 dan itu pun dengan cara merusak undang-undang, merusak konstitusi," jelas Usman.

"Masa laut disertifikatkan," katanya.

Jokowi bisa dengan mudah melakukan itu karena Jokowi di bawah kendali oligarki capital.

"Siapa itu, mereka yang menjadikan Jokowi presiden dengan didanai, tapi tolong sukseskan program saya (oligarki)," katanya.

Tak heran banyak elit penguasa menguasai pertambangan, dimana hulunya China, semua materialnya China semua.

"Besi kita bisa beli sendiri, semen ada, tapi China gak mau harus dari China," katanya.

Halaman:

Tags

Terkini