nasional

Terjebak Sedimentasi Bagaimana Riwayat Waduk Gajahmungkur Mungkur Nantinya

Minggu, 9 Februari 2025 | 18:58 WIB
Kondisi Waduk Gajahmungkur Wonogiri yang terkendala masalah sedimentasi, Sabtu (8/2) (Elizabeth Widowati )

HUKAMANEWS - Waduk Gajah Mungkur dibuat dengan cara membendung sungai terpanjang di Pulau Jawa, yakni Bengawan Solo. Waduk ini adalah waduk terakhir di Indonesia yang dibangun sendiri oleh Kementerian Pekerjaan Umum tanpa melibatkan kontraktor.

Kondisi sedimentasi Waduk Gajah Mungkur kini memprihatinkan. Hal ini terungkap saat Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau kondisi Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri. Ia menyebut sedimentasi di WGM sudah parah dan usia produktifnya tinggal 6 tahun.

"Ke Wonogiri untuk melihat kondisi Waduk Gajah Mungkur yang informasinya sedimentasinya sangat parah," kata Dody kepada wartawan setelah melakukan peninjauan di WGM, Sabtu, 8 Februari 2025.

Baca Juga: Terdampak Pagar Laut, Nelayan Perairan Kabupaten Tangerang Dapatkan Latihan Budidaya Kerang Hijau

Ia mengaku telah mengecek kondisi WGM. Para staf dan pekerja yang mengelola WGM telah berusaha mengatasi masalah sedimentasi dengan membuat Closure Dike atau tanggul penutup.

"Mengalirkan air Sungai Keduang masuk ke Closure Dike dulu. Air dari sungai yang penuh sedimentasi masuk ke Closure Dike. Air yang sudah bersih masuk ke bendungan," ungkap dia.

Dengan sistem itu, Dody berharap umur Bendungan Wonogiri bisa lebih panjang. Sebab, mengacu pada data teknis saat pembangunan, waduk yang berada di Wonnogiri itu hanya memiliki usia efektif 50 tahun.

Baca Juga: Hari Ke-4, Dua Jenazah Korban Kecelakaan Gerbang Tol Ciawi Belum Teridentifikasi

Hal itu membuat waduk yang mulai beroperasi 1981 itu tinggal memiliki umur 6 tahun lagi. Dody berharap penanganan terhadap sedimentasi membuat umur Waduk Gajah Mungkur bisa diperpanjang.

"Kira-kira 6 tahun lagi selesai (mulai beroperasi 1981). Dengan cara seperti itu dan adanya kapal keruk, harapannya umur bendungan bisa nambah di atas 50 tahun," jelas Dody.

Ia menjelaskan, jika sediment cluster semakin tinggi, maka yang harus dipikirkan ke depan adalah membuat Closure Dike baru. Sehingga volume tampung air di WGM tidak berkurang.

Baca Juga: Misteri Kebakaran Gedung Kementerian ATR/BPN, Insiden Biasa atau Upaya Menggagalkan Reformasi?

"Berdasarkan Feasibility Study awal, (WGM) mampu menampung 500 juta meter kubik air. Sekarang sisa 340 juta meter kubik," katanya.

Waduk ini dinamakan Gajah Mungkur, karena terletak tidak jauh dari Pegunungan Gajah Mungkur di sisi barat waduk. Luas daerah tangkapan air (DTA) dari waduk ini mencapai 1.350 km2, dengan airnya dipasok oleh Bengawan Solo dan sejumlah anak sungainya, seperti Sungai Keduang, Sungai Tirtomoyo, Sungai Parangjoho, Sungai Temon, dan Sungai Posong. 

Halaman:

Tags

Terkini