KPK membawa tiga koper penuh barang bukti setelah melakukan penggeledahan.
Tessa Mahardika, juru bicara KPK, mengonfirmasi bahwa rumah tersebut memang milik Djan Faridz, namun belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai apa yang ditemukan dalam penggeledahan tersebut.
Kasus Harun Masiku yang telah bergulir sejak 2020 memang sudah menjadi perhatian publik.
Kasus ini berawal dari operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK terhadap Wahyu Setiawan, mantan Komisioner KPU yang diduga menerima suap untuk mengupayakan Harun Masiku menjadi anggota DPR melalui jalur PAW.
Baca Juga: Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono Penuhi Panggilan Komisi IV DPR RI Terkait Pemagaran Laut
Wahyu Setiawan, Agustiani Tio, Saeful, dan Harun Masiku pun ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Wahyu Setiawan dan Agustiani Tio sudah menjalani proses hukum dan divonis bersalah.
Wahyu Setiawan bahkan dijatuhi hukuman karena menerima suap sekitar Rp 600 juta.
Namun, Harun Masiku, yang pada saat itu menjadi caleg PDIP, hingga kini masih menjadi buron dan belum ditemukan oleh pihak berwajib.
KPK juga menyelidiki keterlibatan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan pengacara Donny Tri Istiqomah dalam kasus ini.
Diduga, Hasto berupaya menggagalkan pencalonan Riezky Aprilia, yang mendapatkan suara terbanyak kedua, untuk menjadi anggota DPR.
Hasto juga diduga menyuruh Donny untuk menyusun kajian hukum yang bertujuan agar Harun Masiku bisa masuk ke DPR melalui jalur PAW setelah Nazarudin Kiemas meninggal dunia.
Menurut KPK, Hasto juga diduga meminta KPU untuk segera melaksanakan putusan Mahkamah Agung terkait PAW yang memungkinkan Harun Masiku dapat masuk sebagai anggota DPR.
KPK bahkan menduga bahwa sebagian uang suap yang diberikan kepada Wahyu Setiawan berasal dari Hasto.