nasional

Lukisan Yos Suprapto Dilarang Pameran di Galeri Nasional, Susi Pudjiastuti Beri Kritikan Tajam: Seharusnya Dikembalikan!

Selasa, 24 Desember 2024 | 22:00 WIB
Susi Pudjiastuti soroti pelarangan pameran Yos Suprapto. Apakah seni kritik pemerintah menjadi ancaman? Simak selengkapnya! (Tangkapan layar Youtube Susi Pudjiastuti / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS - Pelarangan pameran lukisan seniman Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia baru-baru ini menuai perhatian publik.

Salah satu yang angkat bicara adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

Melalui akun media sosialnya, Susi Pudjiastuti menilai bahwa lukisan-lukisan Yos yang dianggap mengkritik pemerintah dan mantan Presiden Joko Widodo seharusnya dikembalikan kepada senimannya.

"Bila tidak boleh pameran, seharusnya lukisannya dikembalikan ke pelukisnya toh," tulis Susi Pudjiastuti pada cuitannya di akun X, Selasa (24/12/2024).

Baca Juga: Harga Mulai Rp9 Jutaan, iPad Mini A17 Pro Resmi Rilis di Indonesia, Tablet dengan Spesifikasi Gahar

Komentar Susi ini merespons pemberitaan tentang larangan pameran yang berlangsung pada 19 Desember 2024 lalu.

Lukisan-lukisan tersebut hingga kini masih tersimpan di Galeri Nasional Indonesia, namun ruangan pamerannya terkunci dan tidak dapat diakses oleh siapa pun.

Yos Suprapto Akan Tempuh Jalur Hukum

Seniman Yos Suprapto sendiri tidak tinggal diam atas pelarangan tersebut.

Dalam sebuah video yang viral, Yos menyatakan akan mengambil langkah hukum jika lukisannya tidak segera dikembalikan.

Baca Juga: Pameran Batal, Yos Suprapto Tetap Cuan dengan 3 Lukisan Terjual, Ini Pesannya Bikin Galeri Nasional Kalah Telak

"Saya senimannya saja tidak bisa masuk ke galeri. Kalau tetap terkunci, saya akan menggunakan pendekatan hukum," tegas Yos.

Yos, seniman asal Yogyakarta, merasa pelarangan ini tidak hanya mencederai kebebasan berkarya, tetapi juga melukai demokrasi di Indonesia.

Pernyataan Susi Pudjiastuti mendapatkan banyak dukungan dari warganet.

Sebagian besar dari mereka menyindir pemerintah yang dianggap terlalu sensitif terhadap kritik.

Halaman:

Tags

Terkini