“Ini merupakan introspeksi bagi saya untuk berhati-hati berbicara di depan publik dan masyarakat,” ungkap Gus Miftah.
Ia juga menjelaskan bahwa ucapannya tidak dimaksudkan untuk merendahkan siapapun, melainkan bagian dari interaksi spontan di tengah pengajian.
Namun, permintaan maaf ini tampaknya belum cukup untuk meredam gejolak di masyarakat.
Desakan Petisi Online
Lebih lanjut, netizen bahkan mulai menggagas petisi online untuk menuntut pencopotan Gus Miftah.
Tagar seperti CopotGusMiftah dan PrabowoDengarkanRakyat terus menduduki trending topic di media sosial.
Sebagian besar kritik mengarah pada anggapan bahwa dana APBN tidak seharusnya digunakan untuk menggaji seseorang yang diduga telah melukai perasaan rakyat kecil.
Hingga saat ini, belum ada respons resmi dari pihak Istana terkait desakan tersebut.
Presiden Prabowo Subianto juga belum memberikan pernyataan terkait polemik ini.
Namun, publik menanti langkah tegas dari pemerintah. Apakah Gus Miftah akan tetap dipertahankan dalam jabatannya atau keputusan berbeda akan diambil demi meredakan kontroversi yang terus berkembang.
Di sisi lain, situasi ini juga menjadi pengingat bahwa tokoh publik harus lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara, mengingat dampaknya yang begitu luas di era digital ini.
Apakah desakan CopotGusMiftah akan berujung pada tindakan nyata? Kita tunggu langkah selanjutnya.***