Langkah ini menuai respons positif dari masyarakat. Sebagian besar warga yang direlokasi mengaku terharu dan optimis dengan masa depan baru mereka.
Rusun Rawa Buaya menjadi tempat yang jauh lebih layak dibandingkan kolong tol, yang selama ini identik dengan kondisi kumuh dan serba kekurangan.
“Setidaknya sekarang anak-anak bisa belajar dengan nyaman tanpa terganggu suara kendaraan,” ujar Siti, salah satu warga yang direlokasi.
Komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan melalui pendekatan infrastruktur ini dianggap sebagai angin segar, terutama bagi masyarakat yang selama ini terpinggirkan.
Namun, pekerjaan rumah masih banyak menanti. Pemerintah dituntut memastikan bahwa fasilitas dan layanan di rumah susun ini benar-benar dapat menunjang kehidupan yang lebih baik.
Langkah relokasi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa pembangunan infrastruktur tidak boleh melupakan aspek sosial.
Masyarakat, sebagai subjek utama pembangunan, harus merasakan langsung manfaatnya.
Ke depan, program serupa diharapkan dapat diperluas ke daerah-daerah lain yang memiliki tantangan serupa.
Dengan demikian, cita-cita Indonesia sebagai negara yang adil dan makmur bukan lagi sekadar retorika, melainkan kenyataan yang dirasakan hingga ke pelosok negeri.***