Apalagi, truk kontainer yang dibawa JFN memiliki bobot dan ukuran yang besar, sehingga jika tidak dikendalikan dengan baik, dampaknya bisa sangat fatal.
Kasus ini membuka kemungkinan JFN akan dihadapkan pada tuntutan hukum yang serius, mulai dari penyalahgunaan narkoba hingga potensi tuduhan membahayakan keselamatan publik.
JFN tidak hanya akan berurusan dengan pasal-pasal kecelakaan lalu lintas, tetapi juga akan dikenakan pasal terkait penyalahgunaan narkoba yang memiliki ancaman hukuman berat.
Kasus JFN bukan kali pertama pengemudi yang berada di bawah pengaruh zat terlarang menyebabkan kecelakaan di jalan.
Pihak kepolisian dan otoritas transportasi perlu lebih ketat dalam mengawasi para pengemudi truk, terutama untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi sehat dan bebas dari pengaruh zat terlarang sebelum bertugas.
Proses seperti tes kesehatan dan tes narkoba secara berkala mungkin bisa menjadi langkah preventif yang efektif untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.***