"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya," Prabowo membacakan sumpahnya, yang kemudian diikuti oleh Wakil Presiden Gibran dengan penuh keyakinan.
Prosesi pelantikan tersebut disaksikan oleh 709 dari total 731 anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), yang memberikan dukungan penuh untuk periode kepemimpinan baru ini.
Selain itu, acara tersebut juga dihadiri oleh para pemimpin partai politik, tokoh nasional, serta tamu dari negara-negara sahabat, termasuk 20 pejabat setingkat kepala negara dan 18 pejabat setingkat menteri dari seluruh dunia.
Pidato Prabowo bukan hanya sekadar formalitas pelantikan, tetapi juga menyiratkan harapan baru bagi Indonesia.
Dengan komitmen untuk mengutamakan rakyat, Prabowo memberikan janji yang membangkitkan optimisme di tengah masyarakat.
Terutama dalam masa-masa yang penuh tantangan seperti sekarang ini, rakyat membutuhkan pemimpin yang dapat menjaga kestabilan ekonomi, mengatasi masalah sosial, dan membawa perubahan positif bagi semua lapisan masyarakat.
Prabowo tidak lupa mengingatkan bahwa kepemimpinannya bersama Gibran bukanlah semata untuk dirinya, melainkan untuk kemajuan bersama.
Ia bertekad untuk menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, serta menjamin bahwa setiap kebijakan yang diambil akan sejalan dengan kepentingan rakyat Indonesia.
“Kami akan menjaga amanat ini dengan sebaik-baiknya. Kami akan selalu mengutamakan keadilan, kejujuran, dan transparansi dalam setiap langkah yang kami ambil,” lanjutnya.
Sebagai Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo dan Gibran dihadapkan pada berbagai tantangan besar yang akan mereka hadapi dalam masa bakti 2024-2029.
Dari segi ekonomi, sosial, hingga politik, keduanya diharapkan mampu memberikan solusi konkret yang dapat dirasakan langsung oleh rakyat.
Selain itu, masyarakat juga menantikan upaya Prabowo dalam menjaga persatuan di tengah pluralitas Indonesia.