Muncul pertanyaan, apakah wasit bermain terlalu “ramah” kepada tim tuan rumah, atau ini hanya sekadar ketidaksengajaan? Faktanya, keputusan ini langsung memicu reaksi keras dari PSSI dan publik sepak bola Indonesia.
Tidak butuh waktu lama bagi PSSI untuk merespons klaim dari AFC. Melalui Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, PSSI menegaskan bahwa mereka sudah melayangkan protes resmi.
Dalam sebuah pernyataan melalui akun Instagram PSSI, Arya membantah keras pernyataan Windsor John.
"Pak Sumardji (Manajer Timnas Indonesia) sudah mengirimkan surat protes kepada match commissioner pada 10 Oktober pukul 22.04 waktu setempat," tegas Arya.
Bahkan, PSSI tidak berhenti di situ. Mereka juga mengirimkan surat protes kedua pada 11 Oktober. Kali ini, protes tersebut ditujukan langsung kepada FIFA, otoritas tertinggi sepak bola dunia.
Menurut Arya, ada dua poin penting dalam protes mereka. Pertama, terkait dengan penambahan waktu yang tidak masuk akal, dan kedua, keputusan menunjuk wasit dari kawasan Timur Tengah, yang menurut PSSI bisa menimbulkan konflik kepentingan.
Protes yang dilayangkan PSSI ini tentu mendapat sorotan publik. Banyak yang mendukung langkah tegas tersebut, namun tak sedikit juga yang mempertanyakan efektivitasnya.
Bagaimana bisa AFC tidak menyadari adanya protes ini? Apakah PSSI benar-benar sudah mengikuti prosedur dengan tepat? Atau mungkin ada masalah dalam komunikasi antara PSSI dan AFC?
Banyak pihak berharap agar AFC dan FIFA segera menindaklanjuti protes yang dilayangkan oleh PSSI. Jika dibiarkan berlarut-larut, kepercayaan publik terhadap integritas pertandingan internasional bisa semakin tergerus.
Beberapa media internasional bahkan mulai menyindir keputusan wasit Ahmed Al Kaf dengan tajuk seperti, "Kemenangan Indonesia Dirampok."
Sebagai penggemar sepak bola, kita tentu berharap agar kontroversi ini tidak berakhir tanpa kejelasan.
Jika ada kesalahan, baik dari pihak wasit maupun dari AFC, langkah korektif harus segera diambil. Jangan sampai kasus ini membuat dunia sepak bola Asia kehilangan kredibilitas.