Tentu saja, setelah mendengar kabar tentang badai matahari, banyak orang bertanya-tanya, "Apa dampaknya untuk kita?" Nah, di sinilah BMKG mengambil peran penting.
Mereka tidak hanya bergantung pada data luar negeri seperti dari NOAA atau NASA, tapi juga mengonfirmasi fenomena ini melalui data yang mereka kumpulkan dari stasiun observatorium di Indonesia.
BMKG memiliki empat stasiun observatorium magnet bumi di Kupang, Tuntungan, Deli Serdang, dan beberapa lokasi lain di daerah sub-aurora.
Dari sana, mereka mencatat adanya peningkatan aktivitas magnetik pada hari yang sama, menunjukkan bahwa badai matahari memang "mampir" di wilayah kita.
Meski begitu, kamu mungkin tidak akan melihat hal-hal aneh di langit atau merasakan dampak langsung.
Setyoajie menekankan bahwa fenomena ini terutama terlihat dalam bentuk peningkatan aktivitas aurora borealis dan australis, yaitu cahaya-cahaya indah di langit yang biasanya hanya bisa dilihat di daerah kutub.
Sayangnya, di Indonesia kita tidak akan bisa menyaksikan aurora secara langsung, tetapi itu tidak berarti kita lepas dari dampak lainnya.
Sebelum kamu mulai cemas berlebihan, mari tenang dulu.
Meski badai matahari terdengar mengerikan, dampaknya di Indonesia belum tentu membahayakan.
Yang harus diingat adalah, fenomena seperti ini adalah bagian dari siklus alam semesta yang normal.
Solar flare bisa mempengaruhi sistem komunikasi dan satelit, tetapi kemungkinan besar kita hanya akan merasakan sedikit gangguan sinyal, dan itu pun mungkin tidak semua orang akan merasakannya.