Perjalanan karirnya tidak hanya berhenti di bisnis. Pada tahun 2017, ia menjabat sebagai Komisaris Utama PT Jaya Abadi Prabu dan kemudian menjadi Direktur perusahaan yang sama hingga tahun 2023.
Kini, Arlan juga aktif di dunia politik dan menjabat sebagai Dewan Penasihat Partai Gerindra Kota Prabumulih.
Namun, kekayaannya yang tercatat sebesar Rp17 miliar dan kesuksesannya di dunia bisnis seolah tak cukup untuk meredam kontroversi yang muncul akibat aksi pamer istrinya saat kampanye.
Baca Juga: Kucing Anda Sering Kabur? Ternyata Ini Sebabnya dan Cara Jitu Mencegahnya!
Walau Arlan berusaha menampilkan dirinya sebagai sosok yang bertanggung jawab, tidak semua warga Prabumulih menerima dengan baik aksinya.
Banyak yang merasa tindakan memperkenalkan empat istri secara terbuka bukanlah contoh yang baik, terutama di hadapan anak-anak dan generasi muda.
Rahkan, seorang warga setempat, dengan tegas mengkritik sikap Arlan.
Menurutnya, kampanye yang menampilkan poligami secara terang-terangan dapat memberikan dampak negatif, terutama bagi anak-anak yang menyaksikannya.
Baca Juga: Viral di Medsos Larangan Beri Nasi ke Kucing, Ini Penjelasan dan Bahayanya Menurut Dokter Hewan
"Semua orang di Prabumulih sudah tahu dia punya banyak istri, tapi dengan terang-terangan memamerkan itu suatu kesalahan. Ini dilihat banyak orang, anak kecil, Gen Z, tentu tidak bagus," kata Rahkan.
Kritik serupa juga datang dari Feri, warga Prabumulih lainnya. Ia berpendapat bahwa sikap Arlan bisa menimbulkan dampak buruk bagi kaum perempuan.
Tindakan Arlan seolah-olah melegitimasi poligami sebagai sesuatu yang normal dan diterima, padahal bagi sebagian orang, terutama kaum perempuan, hal ini bisa melukai perasaan.
"Tentu ini tidak memperhatikan perasaan kaum perempuan. Jika ini jadi idola, jangan heran kalau nantinya banyak laki-laki di Prabumulih mencontoh, suatu hal yang salah menurut saya," ujar Feri.
Yang jelas, dalam dunia politik, taktik yang berani sering kali menjadi penentu apakah seorang calon akan dicintai atau dibenci.