HUKAMANEWS - Ketika aroma pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan transisi kekuasaan makin terasa, Presiden Joko Widodo alias Jokowi tak ingin gegabah.
Ia menegaskan satu pesan penting untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI): jangan main-main soal stabilitas dan netralitas!
Bukan cuma sekali-dua kali, Jokowi mengingatkan soal pentingnya peran TNI di momen-momen krusial ini.
Baca Juga: Rumah Dinas DPR Dihapus, Ternyata Sekjen Takut Tergoda Korupsi Lagi?
Dalam pidatonya yang disampaikan pada peringatan HUT ke-79 TNI di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu lalu, Jokowi menggugah semangat TNI untuk tetap siaga, tegas, dan netral.
Kata Jokowi, tahun 2024 bakal jadi tahun yang super panas. Bukan hanya karena cuaca Jakarta yang makin terik, tapi juga karena dua agenda besar yang siap mengguncang jagat perpolitikan tanah air: transisi kepemimpinan nasional dan Pilkada serentak.
Coba bayangin, Pilkada serentak akan digelar di 508 kabupaten/kota dan 37 provinsi.
Ini bakal jadi pertempuran besar di medan politik yang melibatkan ratusan calon kepala daerah.
Gak cukup sampai di situ, tepat pada 20 Oktober 2024, Indonesia juga akan menyaksikan pelantikan presiden dan wakil presiden baru.
Bisa dibilang, tahun 2024 itu semacam grand final politik Indonesia, dan tentu saja TNI harus siap jadi wasit yang netral.
Sebagai panglima tertinggi, Jokowi punya tanggung jawab besar memastikan transisi kepemimpinan berjalan aman dan lancar. Bukan tanpa alasan, Jokowi berkali-kali menyuarakan pentingnya netralitas TNI.
Sejarah mencatat, di masa lalu, kerap kali muncul riak-riak politik yang bikin suasana jadi chaos. Nah, jangan sampai hal serupa terulang lagi!
“Jaga netralitas, jaga situasi tetap kondusif,” tegas Jokowi dalam pidatonya. Kalau kata orang Betawi, “Jangan sampe TNI kebawa arus politik!”