"Kata Jokowi rakyat Indonesia tambah sejahtera dan kemiskinan makin turun, di pidatonya bulan lalu, tapi kenyataan di lapangan beda banget," kata pria tersebut.
Pertama Jokowi bilang pertumbuhan Indonesia itu tumbuh 5 persen, padahal 9,5 juta kalangan menengah telah jatuh miskin.
Angka ini diklaim Menteri PMK Muhadjir Effendy yang penting gak miskin ekstrim.
Mirisnya 98 persen penduduk Indonesia cuma punya tabungan Rp 2 juta di rekening dan yang punya tabungan lebih dari Rp 100 juta sebenarnya 1 persen penduduk.
Sebenarnya pertumbuhan 5 persen itu hanya terfokus pada proyek hilirisasi.
Semua penjualan nikel itu akan dicatat sebagai PDB Indonesia dan uangnya cuma numpang lewat saja.
Sementara keuntungan dan dividen akan ditransfer ke rekening orang Cina karena owner perusahaan nikel itu dari negara Cina.
Jadi angka 5 persen itu sebenarnya palsu, kalau mau jadi negara maju pertumbuhan ekonomi itu minimal 7 persen setiap tahun selama 15 tahun.
Jadi apa yang diklaim Jokowi adalah kebohongan, hal sama yang dilakukan anak dan menantu yang banyak merusak negara dan banyak melakukan pelanggaran hukum.***