Beberapa dari mereka bahkan bikin skenario yang lebih ekstrem. HFP, misalnya, ngajak orang-orang untuk mendokumentasikan dan mempelajari protokol keamanan Istiqlal, tempat di mana Paus Fransiskus akan berkunjung.
Sementara itu, LB ngasih gambar bom di kolom komentar Instagram, seolah-olah dia lagi bikin tutorial serangan teror!
Ada juga DF yang bikin narasi provokasi untuk nyerang langsung kunjungan Paus, sementara FA ngajakin buat bakar gereja.
Dan HS, nggak kalah gila, dia komentar di YouTube Komsos Konferensi Wali Gereja Indonesia soal bom. Bikin kepala geleng-geleng!
Yang lebih parah, salah satu dari mereka, ER, ternyata udah ikut baiat ISIS sejak 2014. Jadi, ancaman-ancaman yang dia sebar di medsos itu mungkin udah jadi bagian dari ideologi radikal yang dia anut selama bertahun-tahun.
RS, pelaku lainnya, main ancam-ancam di TikTok. Nggak tanggung-tanggung, dia bilang mau nembak Paus Fransiskus! Serem, kan?
Baca Juga: Benarkah Ponsel Bikin Kanker Otak? Penelitian Ini Buktikan Sebaliknya!
Sekarang, polisi masih terus mendalami apa motif sebenarnya di balik tindakan para pelaku ini.
Apakah ini cuma aksi iseng untuk cari perhatian? Atau mereka emang punya agenda yang lebih berbahaya di balik layar?
Densus 88 saat ini masih mengorek lebih dalam, terutama karena sebagian besar aktivitas mereka dilakukan di media sosial.
Bisa jadi, ada jejaring yang lebih besar di balik semua ini.
Dalam situasi kayak gini, kita memang harus makin hati-hati dengan apa yang beredar di dunia maya.
Ancaman-ancaman kayak gini mungkin terkesan remeh, tapi efeknya bisa fatal kalau nggak ditangani dengan serius.