HUKAMANEWS - Indonesia yang dikelilingi deretan gunung berapi rentan terhadap gempa megathrust.
Bahkan, ada 15 segmen megathrust sepanjang pesisir barat Sumatera Selatan, Jawa, sampai selatan Bali, NTT, NTB, di Utara Sulawesi, dan Utara Papua.
Besarnya kekuatan megathrust ini bisa sampai magnitudo 9.
Hal ini diungkap peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nuraini Rahma Hanifa, Senin (2/9) dikutip dari Antara.
"Memang kalau secara potensinya itu bisa magnitudo-nya sampai 9 ya," kata Rahma dalam gelar wicara yang diikuti secara daring di Jakarta.
Rahma memaparkan berbagai potensi tersebut terdapat di segmen Aceh-Andaman dengan potensi 9,2 Magnitudo maksimum (Mmax), Nias-Simeulue 8,9 Mmax, Kepulauan Batu 8,2 Mmax, Mentawai-Siberut 8,7 Mmax, Mentawai-Pagai 8,9 Mmax, Enggano 8,8 Mmax, serta Selat Sunda-Banten 8,8 Mmax.
Kemudian, Jawa Barat 8,8 Mmax, Jawa Tengah-Timur 8,9 Mmax, Bali 9,0 Mmax, Nusa Tenggara Barat (NTB) 8,9 Mmax, Nusa Tenggara Timur 8,7 Mmax, Sulawesi Utara 8,5 Mmax, Filipina-Maluku 8,2 Mmax, Laut Banda Utara 7,9 Mmax, serta Laut Banda Selatan 7,4 Mmax.
Menurut Rahma, gempa megathrust memiliki ciri khusus yang siklusnya berulang.
"Dari 15 segmen megathrust ini, kita punya sejarah 20 tahun yang lalu persis tahun 2004, kita mengalami gempa megathrust di Aceh," ujarnya.
Selain gempa Aceh, kata Rahma, gempa megathrust juga dialami di Pangandaran, Jawa Barat dan Pulau Nias, Sumatera Utara pada 2006 dan Pacitan, Jawa Timur pada 1994 silam.
"Megathrust ini gempa yang siklusnya berulang, jadi memang potensi ke depan itu untuk megathrust ya dia akan ada, dan akan berulang. Tapi, mungkin memang periode waktunya cukup panjang ya," ujarnya.
Adapun terkait risiko terbesar, kata Rahma, tidak hanya dipengaruhi dengan skala magnitudo terbesar, melainkan juga dipengaruhi dengan seberapa banyak penduduk yang terdapat dalam kawasan di segmen-segmen tersebut.
"Artinya, kalau kita mempertemukan skala gempa megathrust yang besar dengan penduduk yang paling padat, maka risikonya menjadi lebih tinggi di Pulau Jawa ini," ujarnya.
Meski demikian, Rahma menegaskan megathrust bukanlah sebuah bencana, melainkan merupakan fenomena alam yang pasti terjadi, karena fluktuasi dan revolusi bumi yang mengakibatkan dinamika alam.